“Rawan atau tidaknya suatu daerah ini berdasarkan pasangan calon kepala daerah dan tim suksesnya. Karena apabila paslon dan timses bisa menerima kenyataan menang atau kalah, maka tidak akan terjadi kerusuhan.” AKBP Dedi Agustono — Kapolres Bontang
BONTANG – Polres Bontang bakal memetakan wilayah yang rawan terjadi konflik pada saat pelaksanaan Pilkada Serentak 2018.
Tingkat kerawanan tersebut akan dibagi dalam tiga kategori yakni sangat rawan, rawan dan kurang rawan. Laporan tersebut harus segera diserahkan ke Mabes Polri sehingga nantinya pihak Mabes Polri dapat membuat sebuah peta yang menunjukkan daerah-daerah yang masuk kategori sangat rawan dan rawan konflik.
Kapolres Bontang mengingatkan kepada pasangan calon (paslon) maupun tim sukses (Timses) yang mengikuti pesta demokrasi tahun ini agar siap menerima kekalahan ataupun kemenangan. Oleh karena itu, Polres Bontang akan lebih proaktif menjalin komunikasi dengan para tokoh masyarakat untuk bersama-sama menciptakan kondusifitas Bontang.
Kapolres Bontang AKBP Dedi Agustono mengatakan Polres Bontang saat ini tengah melakukan maping daerah rawan yang dimungkinkan terjadinya konflik saat Pilkada 2018 berlangsung. Baik pada saat kampanye, masa tenang ataupun tahap pemungutan suara nanti.
“Rawan atau tidaknya suatu daerah ini berdasarkan pasangan calon kepala daerah dan tim suksesnya. Karena apabila paslon dan timses bisa menerima kenyataan menang atau kalah, maka tidak akan terjadi kerusuhan.” Jelas Kapolres, Sabtu (27/1) kemarin.
Dikatakan dia, salah satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur 2018 berasal dari Kota Taman. Hal tersebut jelas akan terdapat beberapa kerawanan jika paslon dan timses tidak berlapang dada dalam menyikapi hasil Pilkada mendatang.
“Makanya, kami mengajak kepada para pasangan calon jangan hanya siap menang saja. Namun kami juga harus meminta kepada mereka untuk siap kalah dan melaksanakan secara luber, jujur dan adil,” ujarnya.
Selain itu, dirinya menuturkan bahwa kerusuhan juga bisa terjadi apabila salah satu paslon dan timses tidak terima ketika kalah dan melakukan provokasi terhadap pendukungnya. Oleh karena itu, dirinya meminta kepada paslon dan timses agar bisa menciptakan demokrasi yang damai dan harmonis.
“Apabila paslon dan tim sukses melakukan provokasi, itu sangat dimungkinkan terjadinya benturan–benturan di masyarakat “.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Dedi mengatakan bahwa pihaknya akan membuka jaringan komunikasi dengan paslon dan timses. Tak hanya itu, pihaknya juga akan mengikut sertakan tokoh–tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat. “Semua ini dimaksudkan agar pelaksanaan pesta Pilkada berjalan aman dan kondusif,” harapnya. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: