Jelang Hari Raya Natal Polres Bontang telah mengantisipasi berbagai ancaman bahaya, salah satunya terorisme. Oleh sebab itu, sejak tanggal 1 Desember 2017, Polres Bontang sudah rutin melakukan penjagaan di gereja.
—-
Kapolres Bontang, AKBP Dedi Agustono melalui Kasubag Humas Iptu Suyono mengatakan adanya pemberitaan 19 terduga teroris yang diamankan beberapa hari lalu tidak ada pengaruhnya ke Bontang. Namun demikian, pihaknya tetap mengantisipasi segala bentuk ancaman. “Kalau hari libur, sebanyak 30 orang dalam 1 pleton kami siagakan,” jelas Suyono saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (15/12) kemarin.
Siaga personel tersebut, dikatakan dia, di luar kegiatan patroli rutin baik dari Sat Lantas ataupun Sat Sabhara. Sehingga personilnya setiap hari libur tiba akan bergantian siapa yang disiagakan. “30 personil itu dibagi di beberapa gereja, mereka mengamankan aktivitas di gereja. Walaupun kegiatan kecil-kecilan tetapi sudah mengarah kesitu,” ujarnya.
Sebenarnya, kata dia, setiap perayaan Natal ada operasi lilin. Hanya saja, pihaknya masih menunggu instruksi dari atasan yang biasa terkirim melalui telegram. “Nanti ada sasarannya, jumlah personilnya serta gelar pasukannya, tetapi saat ini belum ada, masih menunggu dari Mabes Polri,” ungkapnya.
Suyono mengimbau agar masyarakat Bontang tetap bisa saling menghargai, saling toleransi dan menjaga keamanan Bontang. “Tetaplah menjaga Kamtibmas bersama Polri,”tuturnya.
Sementara itu Gembala Sidang Gereja Oikoumene Persekutuan Kristen Bontang (GOPKB) Pendeta Rawi Kumar mengatakan, jemaat harus tetap berdoa dan berjaga-jaga. Dikatakannya, kasus pengeboman gereja ketika merayakan Natal sudah mulai terjadi beberapa tahun silam.
“Jadi gereja perlu menyikapi dengan tenang, tidak khawatir, tetapi tetap waspada,” kata pendeta yang memiliki darah keturunan India ini.
Selain itu, diperlukan koordinasi dengan aparat keamanan dan pemerintah setempat seperti ketua RT ketika pelaksanaan ibadah Natal. Harapannya, ketika ibadah berlangsung jemaat bisa menikmati segenap rangkaian ibadah tanpa ada hambatan dari pihak luar.
Senada, Gembala Sidang Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jemaat Loktuan Pendeta Philipus Tobiyang menyerahkan keamanan baik saat perayaan Natal masing-masing komisi (sekolah minggu, pemuda, persekutuan wanita, maupun jemaat) maupun ibadah Natal kepada pihak kepolisian. Di mana jadwal perayaan tersebut telah jauh hari diminta oleh pihak berwenang.
“Selalu hadir aparat keamanan, jadwal sudah diminta sejak akhir bulan lalu,” kata Pdt Philipus.
Hingga kini, ia belum menerima informasi ketakutan jemaat terkait penangkapan teroris yang terjadi. Penekanan akan pentingnya berdoa selalu didengungkannya, supaya Tuhan menjaga kota Bontang dari aksi terorisme.
“Berdoa supaya Bontang kondusif, jangan sampai ada peristiwa seperti itu,” tambahnya.
Rangkaian perayaan Natal telah dilaksanakan oleh jemaat gereja yang beralamat jalan Kapal Layar RT 23, Kelurahan Loktuan ini. Kini, mereka hanya menyisakan ibadah malam Natal, Natal, serta tahun baru.
Sedangkan Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Jemaat Haleluya sebagai upaya preventif terhadap aksi terorisme maka dilakukan penunjukkan panitia yang membidangi keamanan. Dari panitia tersebut juga akan menggandeng kepolisian pada saat acara berlangsung.
“Panitia ditugaskan keamanan demi kelancaraan selain dukungan dari kepolisian,” kata Gembala Sidang GKII Haleluya, Pdt Tepanus Igau.
Ia mengharapkan umat Kristen di Bontang untuk saling menjaga dan mengingatkan dalam perayaan Natal. Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Persatuan Gereja Lembaga Injili Indonesia (PGLII) ini memita kepada kaum Kristiani agar tidak mempunyai kekuatiran ketika hendak menghadiri ibadah Natal.
“Tidak perlu khawatir, minta perlindungan Tuhan saja,” tukasnya. (mga/*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: