BONTANGPOST.ID – Panglima Komando Armada Republik Indonesia (Koarmada RI) Laksamana Madya TNI Denih Hendrata mengungkap asal satuan prajurit TNI AL yang terlibat dalam penembakan bos rental mobil di Rest Area Kilometer 45 Jalan Tol Merak-Tangerang pada Kamis (2/1).
Dari tiga prajurit Angkatan Laut, dua diantaranya berasal dari Komando Pasukan Katak (Kopaska) Koarmada I dan satu prajurit berasal dari KRI Bontang-907.
”Bicara satuan tiga orang itu, dua dari satuan Kopaska Koarmada I dan satu itu adalah KRI Bontang-907,” kata Denih saat ditanyai oleh awak media di Jakarta pada Senin (6/1).
Perwira tinggi bintang tiga TNI AL itu mengakui bahwa tiga orang prajurit TNI AL memang terlibat dalam peristiwa tersebut.
Ketiga prajurit tersebut masing-masing berinisial Sertu AA, Sertu RH, dan KLK BA. Mereka terlibat dalam peristiwa itu setelah melakukan transaksi jual beli satu unit mobil Honda Brio. Diakui oleh Denih, pangkal atau awal mula terjadinya peristiwa penembakan tersebut adalah transaksi jual beli mobil tersebut.
Berkaitan dengan senjata api yang dibawa oleh salah seorang prajurit TNI AL, Denih menyampaikan bahwa senjata api itu merupakan inventaris yang melekat pada diri dan tugas prajurit tersebut. Menurut Denih, Sertu AA bertugas sebagai ajudan atau ADC. Karena itu, yang bersangkutan mendapat inventaris melekat berupa senjata api. Dia memastikan bahwa senjata tersebut berada ditangan Sertu AA sesuai dengan SOP.
”Kemudian tadi sudah dijawab ya bahwa (senjata) ini sudah ada SOP-nya itu tadi, ada surat perintahnya segala macam. Kemudian ya tentu bukan senjata rakitan,” tegas Denih.
Dalam peristiwa tersebut, polisi menyatakan ada satu korban meninggal dunia dan satu korban lainnya mengalami luka-luka. Korban meninggal dunia merupakan pemilik rental mobil yang sedang berusaha menyelamatkan kendaraan miliknya dari penyewa yang dicurigai akan melarikan mobil tersebut. Sementara korban luka masih menjalani perawatan intensif. (Jawapos)