bontangpost.id – Pemkot Bontang terus menggenjot capaian vaksinasi pelajar. Mengingat pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) baru bisa digeber setelah cakupannya melewati 60 persen. Di hari kedua pelaksanaan vaksinasi yang bekerja sama dengan Badan Intelejen Negara (BIN) Kaltim tersebut menyasar dua sekolah. Meliputi SMPN 1 dan SMAN 1 Bontang.
Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Adi Permana menyebut kuota yang dialokasikan di tiap sekolah itu sejumlah 600 dosis. Bila diakumulasikan dengan penyaluran sebelumnya maka telah mencapai 1.500 dosis. “Capaian paling banyak hari ini (kemarin) karena langsung 1.200 dosis diselesaikan untuk dua sekolah,” kata Adi.
Ia menjelaskan merek vaksin yang disalurkan ke pelajar ialah sinovac. Pasalnya hingga saat ini belum ada uji klinis merek moderna terhadap rentan umur pelajar. Mulai usia 12-17 tahun.
“Jadi belum bisa pakai moderna,” ucapnya.
Data Satgas cakupan vaksinasi untuk pelajar mengalami peningkatan. Sebelumnya berada di angka 0,6 persen. Per 20 Agustus naik menjadi 5,8 persen. Dari target 18.929 remaja baru tercapai 1.090 di dosis pertama. Sementara dosis kedua baru menyasar 54 remaja atau 0,3 persen.
Sementara Kepala SMPN 1 Riyanto menjelaskan dari total 837 siswa, sudah tersalurkan 612. Sejumlah 225 siswa, belum mendapat dosis pertama lantaran sejumlah alasan. Mulai dari masih melakukan isolasi mandiri, sedang sakit, dan berada di luar daerah.
“Ada juga orangtua yang tidak setuju anaknya divaksin,” tutur Riyanto.
Laporan ini berdasarkan informasi yang diterima wali kelas dari siswa maupun orangtua. Meski demikian, Riyanto belum bisa merincikan berapa angka persis dari tiap faktor yang ada. Sekolah pun bakal meminta surat pernyataan dari orangtua jika ada yang keberatan putra-putrinya divaksin.
“Karena kalau ada apa-apa kami enak. Terserah alasannya masing-masing orangtua,” sebutnya.
Sekolah juga menyiapkan aplikasi bagi pelajar SMPN 1 yang sudah divaksin. Di samping sertifikat telah divaksin. Selain itu, ia menjelaskan informasi vaksinasi di sekolah yang dipimpinnya bersifat mendadak. Surat pemberitahuan baru diterima H-1 pelaksanaan, 16.00 Wita. Sekolah langsung melakukan persiapan lokasi malam harinya. Sementara Jumat (20/8) sekira 07.30 Wita vaksinasi dimulai.
“Kesannya waktunya agak buru-buru. Wali Kelas hanya mampu informasi ke muridnya melalui gerup kelas di sosial media,” terangnya.
Lokasi vaksinasi dan observasi dipusatkan di Aula SMPN 1. Tahapan skriningnya sekolah menyiapkan dua ruangan di belakang aula. Antreannya ditempatkan di kelas masing-masing. Ia mengakui ada perubahan skema penyaluran. Umumnya, ada penjadwalan yang dilakukan. Riyanto menyebut metode ini kurang efektif. Mengingat jam datang siswa tidak bisa tepat waktu.
“Bagi siswa yang datang duluan menempati pelayanan lebih dahulu. Jadi yang terakhir ya belakang. Kendalanya karena hari Jumat terpotong waktu salat,” urainya.
Riyanto mengakui penyaluran terjadi hingga sore hari. Karena ada penumpukkan di tahapan screening. Sebab tenaga kesehatan kurang maksimal. Ia merincikan ada 15 petugas yang disiagakan di fase itu. Vaksinasi ada delapan petugas. Sementara observasi sekira sembilan petugas kesehatan.
Terkait pelajar yang belum divaksin, sekolah menunggu arahan dari Badan Intelejen Negara (BIN) dan Diskes. Mereka meminta sekolah tetap melakukan pendataan. Jika ada kuota tambahan akan diinformasikan ke sekolah. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: