PRESTASI membanggakan diraih Karang Taruna Tunas Muda (KTTM) Sangatta Selatan (Sangsel). Pasalnya, bermodalkan dukungan kepala dusun dan warga, kumpulan pemuda tersebut dapat menjadi contoh baik. Segala kegiatan sosial dilakukan dengan anggaran iuran dan tenaga anggota.
Organisasi yang berdiri Agustus 2017 lalu, selalu menanamkan motto saatnya yang muda yang berkarya.
“Kami berupaya kerja ikhlas, apa yang bisa dilakukan untuk warga ya kami laksanakan. Walaupun tanpa pamrih,” ujar Fuad L Sirinding Ketua KTTM.
Beberapa kegiatan telah dilaksanakan oleh organisasi tersebut. Sesuai dengan program kerja dan mengacu pada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Diantaranya lebih fokus di bidang sosial.
Adapun beberapa program kerja yang dilakukan rutin mingguan. Seperti taman baca yang dilakukan setiap sabtu di Lapangan STQ dan minggu di halaman rumah Ketua KTTM. Selain itu ada pula kegiatan kerja bakti bersama warga RT.
“Program kerja kami banyak, dan semua selalu diupayakan bertahan dan terus berjalan,” ucap Ketua Umum.
Selain program mingguan ada pula program utama seperti perayaan hari kemerdekaan, kegiatan keagamaan, mendampingi siskamling dan membuat area olahraga di lahan milik seorang warga yang mereka pinjam.
“Awalnya ada lahan luas di pinggir sungai, kami ijin meminjam. Terus dirintis selama sebulan akhirnya jadi lapangan. Lumayan untuk olahraga warga,” kata fuad.
Melihat potensi dan kesungguhan mereka, salah seorang warga mewakafkan tanah 4 X 10 meter persegi, yang telah dilegalitaskan menjadi hak milik KTTM.
Hal tersebut menjadi pemicu semangat mereka untuk semakin loyalitas kepada warga.
Beberapa program lain yang telah diwacanakan oleh KTTM, membangun bank sampah menjadi rencana besar di periode ini.
Beberapa kendala kerap menerpa keseimbangan organisasi. Baik di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) maupun di bidang anggaran.
“Nah itu, kalau masalah pasti ada. Biasanya di teknis kegiatan. Kadang permasalahan anggota atau dana operasional,” tuturnya.
“Soalnya di setiap kegiatan kan pasti butuh alat untuk praktek atau fasilitas lain. Itu kan harus punya dana,” sambungnya.
Mengenai anggaran organisasi ini diperoleh dari iuran kas anggota. Dipungut setiap bulannya Rp 5 ribu rupiah. Hingga saat ini belum ada bantuan anggaran dari manapun.
Mereka berinisiatif mengajukan proposal ke penerbit buku BIP Gramedia 2017 lalu. Dengan sabar menunggu tahap seleksi dan pengumuman telah diinfokan. Kegiatan karang taruna mereka mampu menyingkirkan ratusan taman baca dan perpustakaan lain se-Indonesia.
“Taman baca kami dapat kesempatan untuk mandiri. Dikasih bantuan 200 buku sama Gramedia. Selama ini kami hanya pinjam buku pribadinya salah satu anggota,” paparnya.
“Saya berharap, kami lebih diperhatikan. Memiliki legalitas dan sekretariat tetap”, tutupnya (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: