BONTANG – Keluhan warga terus menjadi-jadi terhadap pengangkatan saluran drainase di Jalan HM Ardans, Pisangan. Sekira 25 warga yang terkena dampak aktivitas tersebut mengadu ke Kantor Lurah Satimpo, Kecamatan Bontang Selatan. Warga menyampaikan sejumlah keluhan, salah satunya mengenai kerugian yang dialami lantaran tak bisa berjualan.
Asih sebagai penjual pakaian mengatakan dagangannya lumpuh total. Betapa tidak, tempat jualannya terisolasi dan tak lagi dilalui pengendara karena musti memutar arah. Diakui kerugian yang dialami mencapai 100 persen.
“Paling sedikit biasanya 2 juta sebulan hasil jualan, sekarang benar-benar mogok,” ujarnya kepada awak Kaltim Post (induk Bontangpost.id).
Warga bahkan mengancam untuk melakukan aksi demo jika kontraktor tak memberikan kepastian kapan pekerjaan itu rampung. Sementara warga semakin resah akibat penutupan jalan tersebut. “Kami sudah sepakat untuk demo. Gimana mau selesai pekerjaan, pekerjanya saja jarang ada di lokasi,” tuturnya.
Tanah hasil urukan saluran drainase ini tertumpuk di badan jalan. Asih khawatir, jika hujan tiba justru memperparah keadaan. Tanah itu akan terbawa air dan bertebaran ke ruas jalan. “Ini aja pakaian kotor karena kena debu,” ucapnya.
Dari hasil pantauannya setiap hari, setelah pengangkatan saluran tersebut, justru para pekerja mengerjakan penutup parit lebih dulu yang ada di sepanjang jalan itu. “Harusnya gak usah dulu digali kalau memang tidak langsung diselesaikan, malah ngerjain yang lain,” keluhnya.
Senin (7/10/2019), tak ada pihak kontraktor dan Dinas PUPRK Bontang yang hadir. Lurah Satimpo Mustamin Syam mengatakan, menyampaikan keluhan warga ke dinas terkait, namun diminta untuk mengirim surat secara resmi.
“Kami juga mengecek lokasi proyek, tapi tidak ada satu pun pekerja. Tentu ini menjadi keresahan kami juga,” ucapnya dalam pertemuan dengan warga.
Ia menyampaikan, jauh sebelumnya memang Dinas PUPRK Bontang sempat memberitahukan ke kelurahan akan pekerjaan itu yang dilaksanakan sekitar September atau Oktober. Akan tetapi, pihak kontraktor mengerjakan begitu saja tanpa ada sosialisasi terlebih dulu ke warga.
“Kenapa tiba-tiba kontraktor melakukan pekerjaan. Saya sendiri merasa dirugikan karena harus memutar arah untuk menuju kantor,” imbuhnya.
Direncanakan, dua hari ke depan kembali dijadwalkan untuk melakukan pertemuan, antara warga, kontraktor, kelurahan, dan Dinas PUPRK Bontang.
Media ini berupaya menemui pihak pemenang proyek di lokasi, namun tidak ada. Selanjutnya mencari kontak untuk menghubungi, namun hasilnya sama. Sementara itu, media ini mencoba mengonfirmasi ke Kabid Bina Marga Dinas PUPRK Bontang, Bina Antasariansyah lewat sambungan selulernya, namun belum direspon.
Diketahui, kegiatan pengangkatan saluran drainase itu dikerjakan menggunakan dana APBD Bontang tahun 2019, dengan nilai Rp 1,3 miliar. Selain itu, akan diselesaikan selama 129 hari kalender sejak dimulainya 15 Agustus lalu. (*/rsy/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: