KUPANG -Selain ke perbatasan Timor Leste, Presiden Joko Widodo didampingi Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya dan Duta Besar Turki, Mehmet Kadri Sander Gurbuz mengunjungi dan meresmikan pengoperasian Kapal Pembangkit Listrik Karadeniz atau Karadeniz Powership Gökhan Bey Marine Vessel Power Plant (MVPP) yang telah sandar di dermaga PLTU Bolok, Kupang Barat Kabupaten Kupang sejak Jumat (16/12).
Kapal berdaya 125 MW ini akan memasok listrik ke sistem interkoneksi kelistrikan di kawasan NTT melalui sistem Bolok. Kehadiran kapal pembangkit listrik ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pasokan listrik di wilayah NTT.
“Keberadaan MVPP Bolok 60 MW penting sebagai jembatan atau solusi antara untuk memenuhi kebutuhan sistem Timor, secara pararel PLN juga tengah membangun sejumlah pembangkit seperti PLTU Timor 2 x 50 MW dan PLTMG 2 x 20 MW yang ditargetkan akan masuk sistem pada akhir 2018,” kata Direktur Utama PLN Sofyan Basir yang ikut dalam rombongan tersebut.
MVPP Bolok adalah Pembangkit Listrik terapung ke dua yang telah disewa oleh PLN, dan dikontrak selama lima tahun, dengan kekuatan 60 MW artinya akan bisa memenuhi sekitar 230 ribu pelanggan baru. Hal ini penting mengingat pertumbuhan listrik Di Wilayah Timor saat ini sebesar 12 persen. Selain itu dengan adanya MVPP Bolok 60 MW, PLN berhasil menghemat 70 Milyar per tahun. Saat ini daya mampu untuk sistem kelistrikan di daratan Timor sebesar 75 MW dengan beban puncak mencapai 70 MW.
COD (Commercial Operation Date) atau Tanggal Operasional dari kapal pembangkit listrik Gökhan Bey direncanakan 22 Desember 2016, yang akan membuatnya menjadi salah satu proses operasi (commissioning) tercepat di industri ini.
Semua persiapan administrasi dan keamanan sedang diselesaikan untuk mendukung beroperasinya Kapal Pembangkit dari mulai terhubung ke jaringan listrik hingga menghasilkan tenaga listrik. Kar Powership bekerjasama dengan PLN untuk memastikan sinkronisasi secara cepat agar proyek ini dapat beroperasi segera sehingga, mampu beroperasi dengan kekuatan penuh.
Gökhan Bey adalah Kapal Pembangkit kedua yang akan beroperasi di Indonesia setelah Zeynep Sultan yang telah beroperasi di wilayah Amurang, Sulawesi Utara. Setelah Gökhan Bey, menurut recana ada tiga Kapal Pembangkit lain yang akan dikirim ke Belawan (Sumatera Utara), Lombok (Nusa Tenggara Barat), dan Ambon (Maluku), dengan kapasitas tenaga listrik sesuai kontrak masing-masing 240 MW, 60 MW, 60 MW.
Gökhan Bey, sama seperti Zeynep Sultan, mampu memberikan daya listrik yang lebih murah karena mesinnya lebih efisien dan dapat beroperasi dengan HFO (Heavy Fuel Oil), yang jauh lebih murah daripada HSD (High Speed Diesel). Kapal ini juga bersifat fleksibel dalam hal bahan bakar karena dapat beroperasi dengan keduanya, baik LNG dan HFO. Fleksibilitas ini akan membantu PLN guna mengoptimalkan pembauran energi.
Namun, hal yang paling penting adalah bahwa kapal MVPP tidak perlu pasokan listrik eksternal (black start), sehingga teknologi ini sangat cocok digunakan untuk memasok listrik ke pulau-pulau yang beban listriknya berfluktuasi.
Kapal pembangkit listrik Gökhan Bey menggunakan teknologi mutakhir, mampu memberikan efisiensi tertinggi dan memenuhi standar desain internasional. Gökhan Bey akan dioperasikan oleh PT Kar Powership Indonesia, anak perusahaan Karpower Internasional di Turki. Sementara itu, PT Kar Powership, bersama mitra-mitra bisnis dan pemasok di Indonesia, berkomitmen untuk terus berinvestasi di Indonesia, dan akan meningkatkan peran serta kemampuan masyarakat lokal.
Baru-baru ini, PT Kar Powership, pemilik dan operator Karadeniz Powership Zeynep Sultan 125 MW yang terletak di Amurang, Sulawesi Utara dan Karadeniz Powership Gökhan Bey 125 KW yang terletak di Kupang, Nusa Tenggara Timur, dengan PT PAL Indonesia telah menandatangani MoU untuk memperluas operasi PT Kar Powership di Indonesia, di luar Kapal Pembangkit yang sudah ada.
PT PAL Indonesia akan berkontribusi pada pembangunan armada Kapal Pembangkit terbesar di dunia. Dengan eksklusivitas ini, PT PAL Indonesia akan mendapat transfer teknologi dalam bidang desain, pengadaan alat, konstruksi, transportasi, instalasi, pengawasan/pengujian dan pemeliharaan Kapal Pembangkit dengan total sebesar 5,000 MW selama 7 tahun ke depan. Semua ini telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa dalam mendukung rencana pengadaan energi induk sebesar 35.000 MW.
Sementara PT Kar Powership Indonesia adalah anak perusahaan dari Karpowership, pemilik tunggal, operator dan pembangun armada Kapal Pembangkit (pembangkit listrik terapung) yang pertama di dunia. Sejak 2010, sebanyak tiga belas Kapal Pembangkit telah selesai dibuat dengan total kapasitas yang terpasang melebihi 2,700 MW. Kapal Pembangkit tambahan kapasitas 5,000 MW sedang dalam proses pembuatan ataupun sedang dalam proses menunggu.
Kapal Pembangkit telah memasok 15 persen untuk Irak Selatan, 27 persen wilayah Lebanon, 22 persen wilayah Ghana, 16 persen untuk Zambia, 31 persen wilayah Sulawesi Utara, Indonesia dan kelak untuk wilayah Nusa Tenggara Timur, jaringan total listrik di Indonesia dengan tiga Kapal Pembangkit yang dijadwalkan untuk disebarkan di seluruh kepulauan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2017.(*/cel/jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post