Revitalisasi Semangat Beragama

Oleh Dwiyoga Zakaria Nugraha Ketua Bidang Dakwah Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kutai Timur

Oleh Dwiyoga Zakaria Nugraha
Ketua Bidang Dakwah Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kutai Timur

Ramadhan sebagai bulan yang dirindukan kaum musxlimin , memiliki seribu satu hikmah yang terkandung didalamnya . Kesabaran, ketekunan , kepedulian dan hikmah lain nya ikut mengisi ulang spirit beragama yang 11 bulan sebelumnya berjalan dengan stagnant atau hanya jalan ditempat , pelan pelan mulai melangkah setapak demi setapak  menuju jalan ketakwaan .

Tentu saja menuju jalan ketakwaan tersebut tidaklah mudah , selalu ada bebatuan cobaan dan lubang-lubang musibah yang menghalangi langkah kaki untuk melangkah maju . Namun, janganlah menjadi halangan yang kemudian membuat mundur dan berburuk sangka kepada Allah SWT . Sesungguhnya ujian yang diberikan merupakan bukti bahwa kita termasuk orang-orang yang beriman , jika kita bersabar atas ujian tersebut.

Seperti yang tertulis pada firman Allah SWT , Q.S Al-Ankabut:  2 yang artinya : “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, ’Kami telah beriman’ dan mereka tidak diuji?” .

Ayat diatas menggambarkan bahwa bukti sebagai orang beriman , tidaklah semudah dengan hanya mengatakan “Saya beriman”. Mesti ada ujian yang diberikan oleh Allah SWT , guna membuktikan hal tersebut . Tafsir Ibnu Katsir dalam menjelaskan Q.S Al-Ankabut: 2 , mengatakan bahwa  istifham atau kata tanya pada ayat tersebut merupakan makna sanggahan . Makna yang dimaksud ialah bahwa Allah SWT pasti akan menguji hamba-hambanya yang beriman sesuai dengan kadar iman masing-masing . Semakin kuat agamanya , maka semakin berat ujiannya  .

Sepenggal kisah yang mungkin dapat menginspirasi , yaitu dengan terjadinya peristiwa Perang Badar. Perang yang menjadi catatan sejarah awal mula kebangkitan Islam. Saat itu, 17 Ramadhan  2 Hijriyah  atau bertepatan pada tanggal 13 Maret 624 Masehi  .  Kondisi dimana saat itu umat Islam belumlah siap , dengan peralatan senjata yang minim dan dengan hanya terdiri dari 313 orang  mesti menghadapi serangan pasukan Kafir Quraisy yang berjumlah hingga 1.300 orang . Tentu saja jika disandarkan pada logika , pasukan Muslim dipastikan kalah telak . Wajar saja jika hal ini yang kemudian membuat angkuh pasukan  Kafir Quraisy , mereka unggul dalam segala hal . Tidak hanya unggul dalam perlengkapan senjata perang , mereka juga unggul dalam jumlah pasukan perang .

Dalam keadaan berpuasa , pasukan kaum muslimin diterpa desir terik matahari yang sangat menyengat menempuh padang pasir sejauh 150 Km menuju medan perang . Selangkah demi selangkah dilewati dengan bermodalkan keyakinan , bahwa kemenangan pasti diraih oleh umat islam .Berbeda dengan pasukan Kafir Quraisy yang saat itu terlanjur jumawa ,berangkat dengan dada membusung dan melangkah dengan kaki megah penuh kesombongan, yakin saat itu eksistensi islam akan hancur dan sirna seketika

Dan saat itulah Allah SWT membuktikan kepada seluruh mahluk di muka bumi , ketika yang Haq telah datang maka tidak ada tempat bagi yang bathil untuk berkuasa . Allah SWT membalikkan keadaan , Pasukan Kafir Quraisy kalah telak dengan memalukan , pasukan mereka mundur segera dengan rasa tidak percaya . Sulit bagi pasukan Kafir Qurasiy saat itu mempercayai apa yang telah terjadi didepan mata dan tidak sesuai ekspektasi nalar mereka .

Kisah ini yang kemudian menjadi bukti dari firman Allah SWT dalam Q.S Muhammad: 7, “Hai Orang-orang beriman, jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia kan menolongmu dan meneguhkan kedudukamu.” Kemenangan yang diraih merupakan janji Allah SWT disebabkan keteguhan dan kesabaran kaum muslimin saat itu membela agama Allah SWT.

Begitu juga dengan kita yang hidup pada akhir zaman seperti saat ini, setiap ujian yang diberikan oleh Allah SWT , semestinya mampu merevitalisasi atau membangun kembali semangat beragama agar selalu istiqomah dijalan kebenaran, karena janji Allah SWT telah jelas sesuai firman diatas. Memang memperjuangkan agama Allah SWT tidaklah mudah , namun percayalah setiap kesulitan pasti ada kemudahan ,Fa Inna Ma’al-‘Usri Yusroo, Inna Ma’al-‘Usri Yusroo.  Wallahu A’lamu Bis Shawab. (*)

Print Friendly, PDF & Email

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version