bontangpost.id – Prevalensi penyakit diabetes dan hipertensi rupanya cukup tinggi di Bontang. Keduanya bahkan ada di posisi dua besar penyakit tidak menular yang banyak diidap warga Kota Taman. Kondisi ini disinyalir lantaran warga kurang menjalani aktivitas fisik serta kurang memerhatikan pola makan sehari-hari.
Dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang dr Bahauddin, kedua penyakit ini berada dalam satu rumpun. Yang ujungnya dapat menyebabkan stroke dan jantung.
Berdasar data Dinkes Bontang pada 2019, angka penderita hipertensi mencapai 13.648. Sementara penderita diabetes sebanyak 4.318 orang. Angka penderita ini diambil dari akumulasi kunjungan pasien hipertensi dan diabetes yang melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan (faskes) yang tersebar di Bontang.
“Jadi semua laporan itu masuk ke kami, dari situ angka-angka ini diperoleh,” ujar Bahauddin.
Untuk mengindari kedua penyakit ini, Bahauddin menekankan kepada publik untuk memperhatikan gaya hidup. Mulai dari memperhatikan pola konsumsi. Hingga tidak mengabaikan pentingnya aktivitas fisik harian. Terlebih bagi mereka yang memasuki usia 35 tahun ke atas.
“Jangan enaknya saja. Perhatikan juga kandungan gizi dalam makanan tersebut,” tegasnya.
Ia menganjurkan untuk membatasi garam, gula, dan lemak. Tujuannya untuk menghindari berbagai penyakit tidak menular di atas. Takaran gula maksimal empat sendok makan atau setara 54 gram per harinya. Sementara garam paling banyak satu sendok teh dan lemak atau minyak lima sendok makan.
Sesuai anjuran Kementerian Kesehatan supaya mengurangi konsumsi makanan atau minuman dengan kadar gula, garam, dan lemak tinggi.
Selain itu Dinkes Kota Bontang mengimbau untuk lebih baik mengonsumsi buah dan sayur sebagai cemilan dan jangan menambah garam atau kecap pada makanan yang telah tersaji. Serta memasak dengan langkah direbus, dikukus, atau dipanggang. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: