bontangpost.id – Nurdin (70) hanya bisa pasrah di depan tongkat besinya sembari menatap tempatnya berteduh setiap hari bersama enam buah hatinya.
Sementara Hadra (56) sang istri tak henti menghela napas panjang, sambil pelan-pelan membereskan sisa material yang terhampar di lantai kayu yang sudah usang. Rumah kayu yang sudah mereka tempati selama dua dekade, kini rata dengan tanah.
Warga RT 24, Berbas Pantai, ini baru saja kehilangan tempat tinggal mereka akibat roboh pada Senin (25/12/2023) sekitar pukul 09.00. Rumah kayu seluas 10×8 meter persegi diduga ambruk karena tiang mengalami kemiringan.
Tak hanya tiang penyangga yang patah, kayu lantai pun sudah rapuh. Sekat-sekat ruang kamar dan keluarga kini menyatu. Sementara rumah mereka kini beratap langit.
Hadra menceritakan, pagi itu seperti biasanya, dia tengah menyiapkan sarapan untuk suami dan anak-anaknya. Bruuukkkkk! suara gemuruh seketika menghantam ruang dapur. Hadra tak berpikir panjang, dia kemudian memanggil seluruh anggota keluarga yang masih berada di dalam rumah untuk segera berlari ke luar.
“Roboh rumah, astagfirullah,” sebutnya saat mengingat kejadian, Senin (25/12/2023) lalu.
Saat kejadian hanya ada empat orang di dalam rumah, Hadra dan Nurdin, serta dua anaknya. Sementara 4 anak lainnya sedang berada di luar.
“Alhamdulillah tidak apa-apa kami, karena langsung menyelamatkan diri, bapak (Nurdin) juga tidak sampai kena material, sempat panik juga karena bapak sudah susah jalan kasihan,” katanya kepada redaksi bontangpost.id.
Warga pun dengan sigap membantu keduanya untuk menyelamatkan barang-barang yang masih bisa diangkut. Namun lemari pakaian, lemari piring, dan beberapa perabotan kini ikut hancur tertimpa material.
“Ramai sekali itu, warga bantu angkut-angkut langsung barang kami,” Nurdin menambahkan.
Yang memilukan, meski sebagian barang selamat, namun kini mereka harus menumpang tidur di rumah tetangga sekitar, Nurdin dan Hadra beserta enam anaknya, tak punya pilihan lain.
Terlebih sejak sakit, Nurdin sehari-harinya berjalan menggunakan alat bantu, dia tak lagi bekerja, sehingga yang bisa dilakukan saat ini hanya bisa pasrah pada garis yang sudah ditakdirkan Tuhan.
“Sekarang numpang sama tetangga, tidak tahu mau ke mana lagi, nak,” tuturnya.
Pasca kejadian, menurutnya belum ada bantuan yang diterima. Termasuk dari Pemkot Bontang. “Sudah ada yang datang, anggota Dewan sama caleg-caleg,” ujarnya.
Nurdin dan keluarga pun berharap pemerintah bisa membantu material bangunan, agar dapat kembali menempati rumah mereka, sehingga tidak lagi menumpang di kediaman tetangga sekitar.
“Kalau dibantu dibangunkan rumahnya alhamdulillah sekali, mudah-mudahan didengar pemerintah,” tutupnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post