BREAKER “Semoga dengan adanya sikap dari Asprov PSSI Kaltim ini, ketua (ketua Askot PSSI Bontang H Saleh Dandang, Red.) bisa serius menanggapinya. Ini demi persepakbolaan Bontang yang lebih baik ke depan”
Andi Amri, Sekretaris Askot PSSI Bontang
BONTANG – “Teguran” ketua Asosiasi Provinsi Persatuan Sepak Bola Indonesia (Asprov PSSI) Kaltim, Yunus Nusi terhadap Asosiasi Kota (Askot) PSSI Bontang mendapat tanggapan positif dari pengurus Kota Taman.
Sekretaris Askot PSSI Bontang, Andi Amri memberi apresiasi terhadap kepedulian asprov. Menurutnya, apa yang disampaikan Yunus ada benarnya. Pada dasarnya dia pun menyetujui dan mengapresiasi.
Dia menyebut, dengan adanya “teguran” tersebut, diharapkan persepakbolaan Bontang bisa semakin baik lagi. Sebab bila permasalahan kevakuman ini dibiarkan berlarut-larut, bisa saja persepakbolaan Bontang semakin buruk.
“Semoga dengan adanya sikap dari Asprov PSSI Kaltim ini, ketua (ketua Askot PSSI Bontang H Saleh Dandang, Red.) bisa serius menanggapinya. Ini demi persepakbolaan Bontang yang lebih baik ke depan,” ujarnya.
Tidak berjalannya kompetisi tahun ini, kata dia, memang sangat dirasakan. Banyak pengurus klub yang menyampaikan kekecewaan terhadap PSSI. Melihat hal tersebut, di akhir tahun lalu Amri berinisiatif mengisi kevakuman dengan menggelar turnamen Dandim Cup.
Bahkan, bukan hanya dirinya, para pecinta sepak bola Bontang yang tergabung dalam Komite Pemerhati Sepak Bola Bontang (KPSB) juga menggelar turnamen dengan nama Bontang Super Leagaue (BSL).
“Kegagalan ini bukan milik ketua sendiri, melainkan semua pengurus yang terlibat di dalamnya. Semoga dengan adanya peringatan dari asprov, bisa menjadi acuan dalam melaksanakan muskot (musyawarah kota),” paparnya.
Amri mengungkapkan, situasi ini membuatnya miris. Karena selain tidak berjalannya kompetisi dan ketiadaan anggaran, sampai saat ini legalitas kepengurusan PSSI Bontang belum juga diterima.
“Tidak tahu kendalanya apa, sampai sekarang SK belum diterima. Bahkan, ketua PSSI Bontang sampai sekarang belum pernah mengundang kami membahas hal tersebut,” tutupnya.
Sebelumnya, Yunus Nusi menegaskan, dalam waktu dekat pihaknya akan mengevaluasi kinerja pengurus Askot PSSI Bontang. Hal itu juga berlaku bagi seluruh pengurus di kabupaten/kota di Kaltim. “Bontang akan kami evaluasi. Sudah banyak keluhan. Mungkin habis rapat Executive Committee (Exco) PSSI. Seluruh kabupetan/kota yang vakum juga sama (dievaluasi, Red.),” kata Yunus, ditemui Bontang Post di Stadion Mulawarman, Minggu (15/1) kemarin.
Pria yang juga menjabat sebagai Exco PSSI ini menyebut, tolok ukur dari kesuksesan memimpin induk organisasi sepak bola tersebut adalah bergulirnya kompetisi di masing-masing askot. “Tolok ukur kesuksesan di PSSI itu bukan dilihat dari sekretariat yang mewah atau mobil operasional yang banyak, melainkan bergulirnya kompetisi. Kalau kompetisi tidak jalan, bisa dianggap kepengurusan itu gagal,” tegasnya.
Yunus yang juga Exco PSSI itu menambahkan, sebelumnya pihaknya sudah mewanti-wanti askot maupun asosiasi kabupaten (askab) untuk aktif. Dia pun tak memungkiri jika kendala menggelar kompetisi adalah dana. Hanya saja, mestinya pimpinan PSSI terbuka dan berdiskusi dengan klub.
Terkait SK Askot PSSI Bontang, Yunus menyebut, sebenarnya SK sudah jadi. Hanya saja, PSSI Bontang sendiri yang meminta revisi. Sebagai informasi, sejak digulirnya Muskot PSSI Bontang 7 Maret 2015 lalu, tidak pernah lagi ada kompetisi internal di Bontang. Hal itulah yang menyulut kekecewaan klub-klub dan membentuk KPSB.
Hingga akhirnya, KPSB sepakat menggulir Bontang Super League (BSL). Namun karena kondisi lapangan yang rusak, akhirnya laga perempatfinal BSL ditunda. (ver/gun)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: