SANGATTA – Nampaknya sektor usaha semakin berkembang di Kutim. Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kutim melalui Sensus Ekonomi (SE) pada tahun 2016, jumlah usaha yang beredar mencapai 24.710 unit.
Kepala BPS Kutim Ach Yasid Wijaya menerangkat bahwa kegemaran akan sektor usaha nampak tumbuh secara signifikan. Menurut skala usaha pada SE 2016 pengerakannya mencapai 103,2%.
“Kenaikannya seratus persen. Di tahun 2006 jumlah usaha 12.157, namun di 2016 mencapai 24.710,” terangnya.
Kemudian dia menerangkan jika ribuan usaha itu termasuk 7,87% total usaha untuk Kalimantan Timur (Kaltim). Jenisnya terbagi dua, yakni ada usaha kecil meliputi usaha produk olahan rumahan dan koperasi, lalu usaha besar diantaranya perusahaan perkebunan sawit. Sementara untuk sekarang masih didominasi usaha kecil.
“Usaha Mikro kecil (UMK) mencapai 97,81%, sedangkan Usaha Menegah Besar (UMB) baru 2,19%,” bebernya saat Penyusunan Disagregasi pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 2018 dan Pembinaan statistik sektoral serta khusus, di Ballroom Hotel Royal Victoria, Sangatta, Rabu (25/4) lalu.
Lebih lanjut pria ini berharap seluruh sektor usaha dapat terdata lebih terperici melalui PMTB yang akan digelar April hingga Juni mendatang. Hal tersebut bertujuan mengetahui sektor yang perlu didorong oleh pemerintah, swasta, dan BUMN.
“Kan ada sektor penyumbang pertumbuhan ekonomi. Seperti industri pengolahan atau non migas, pertanian, perdagangan, kontruksi hingga informasi dan komunikasi,” terangnya.
“Pengambilaan sampel data yang disajikan lengkap. Mulai di OPD, lalu perusahaan dan perorangan (usaha perorangan),” katanya.
Dia melanjutkan bahwa PMTB diatur di dalam PP Nomor 79 tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2018.
“Ada 10 prioritas nasional untuk memacu investasi dan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan. Termasuk pengembangan dunia usaha dan parwisata,” timpalnya.
Dikesempatan yang sama hadir Wakil Bupati Kasmidi Bulang yang sekaligus membuka acara tersebut. Mantan anggota DPRD ini meminta Dinas terkait agar mendukung program PMTB dengan menyuguhkan data yang akurat dan benar.
“Berikan data yang real sesuai dengan kondisi di lapangan,” pintanya.
Dia pun meminta dukungan dinas yang mengumpulkan dan mengelola data agar memperhatikan sumber data, guna menekan kesalahan saat data diinput.
“Jika salah data dapat memperngaruhi kebijakan yang diambil pemerintah pusat,” seru Kasmidi mengingatkan. (hd)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post