JAKARTA – Pemerintah perlu cermat menyikapi fenomena mahalnya tiket pesawat dan rencana penerapan kebijakan bagasi berbayar. Sebab, kenaikan harga tersebut berpotensi memicu inflasi.
Tingginya harga tiket pesawat sudah mengakibatkan inflasi pada sektor transportasi udara. Pada Januari 2019, inflasi tiket pesawat sebesar 0,2 persen. Padahal, secara historis, tiket pesawat selalu mengalami deflasi pada Januari setelah Desember tahun sebelumnya mengalami inflasi.
”Jadi, ada yang berbeda dari harga tiket pesawat kalau dibandingkan dengan tren awal tahun yang semestinya harga tiket pesawat turun,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto saat memaparkan rilis data BPS kemarin (1/2/2019).
Harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik memang sempat melonjak pada Januari lalu. Namun, tidak lama kemudian maskapai menurunkan kembali harga tiket. Meski, hanya sebagian rute dan sebagian waktu penerbangan yang mengalami penurunan.
Sementara itu, tingkat inflasi Januari tercatat sebesar 0,32 persen. Itu adalah yang terendah dalam tiga tahun terakhir sejak 2017.
Pengaruh tarif angkutan udara terhadap inflasi juga terjadi di Jawa Timur. Inflasi di Jatim pada Januari tercatat sebesar 0,34 persen. Kepala BPS Jatim Teguh Pramono mengatakan, kenaikan tarif angkutan udara beberapa waktu lalu memengaruhi laju inflasi di Jatim.
Pihaknya mencatat ada kenaikan 10,46 persen. ”Memang terjadi kenaikan tarif angkutan udara, khususnya pesawat LCC (low cost carrier, Red). Yang kami monitor ini khususnya harga tiket, tidak termasuk bagasi. Sebab, tarif bagasi tidak termasuk bagian dari harga tiket,” ujarnya.
Komoditas utama lain yang memberikan andil terhadap terjadinya inflasi, antara lain, beras dan ikan mujair. Harga beras naik lantaran belum memasuki musim panen sehingga harga masih tinggi. Begitu pula untuk mujair yang permintaannya meningkat karena harga ikan laut cenderung tinggi.
”Inflasi sebesar 0,34 persen ini terbesar dari bahan makanan yang mengalami inflasi 0,91 persen. Kemudian, sandang 0,81 persen serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,23 persen,” katanya.
Tiga kelompok itu menyumbang 0,27 persen dari angka inflasi sebesar 0,34 persen. Jika dibandingkan dengan dua tahun lalu, inflasi Januari 2019 merupakan yang terendah.
Pada Januari 2017 inflasi tercatat sebesar 1,52 persen dan Januari 2018 sebesar 0,6 persen. ”Mudah-mudahan ini awal yang baik untuk pengendalian inflasi pada bulan-bulan berikutnya sepanjang 2019,” paparnya. (rin/res/c25/fal/jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post