SANGATTA – Dinas Perhubungan (Dishub) tahun ini akan memfokuskan penyelesaian penyusunan masterplan bandara, yang juga dibarengi dengan penyusunan dokumen Analisis Dampak Lingkungan (Amdal). Menyusul adanya dukungan Kemen LHK untuk menyelesaikan persoalan lahan bandara yang masih masuk dalam kawasan Taman Nasional Kutai (TNK). Sehingga setelah perencanaan yang sudah disusun tersebut, selanjutnya akan dikomunikasikan ke Kementerian Perhubungan.
“Dalam waktu dekat proses lelang penyusunan masterplan dan amdal kami akan lelang. Sehingga bisa selesai tahun ini,” ujar Sekretaris Dishub Kutim Teguh Budi Santoso.
Setelah Masterplan Bandara Sangkima rampung, kata dia, maka akan langsung diserahkan ke Kemenhub untuk mendapat persetujuan. Jika disetujui, maka selanjutnya proses pembangunan fisik bisa langsung dilakukan.
“Jadi kami menunggu persetujuan dari Kemenhub dulu. Karena secara aturan, tahapan yang harus seperti itu,” sebutnya.
Sementara itu, Kabid Perhubungan Udara Cairuddin menerangkan, sesuai perencanaan pengembangan bandara akan dibuat lebih besar dari sebelumnya. Seperti untuk landasan pacu akan ditingkatkan dari 1 kilometer menjadi 1,6 kilometer. Begitu juga dengan lebarnya juga ditingkatkan dari 23 meter menjadi 40 meter. Sementara untuk dibagian sisi landasan pacu juga akan diperlebar masing-masing 100 meter, baik sisi kanan maupun kiri.
“Nah penambahan lahan ini yang nantinya akan kami gunakan untuk membangun fasilitas pendukung bandara lainnya,” sebutnya.
Dia mengatakan, penetapan lahan ini akan mempengaruhi proses pembangunan bandara selanjutnya. Sebab, dengan lahan yang sudah bebas, pihaknya dapat menyusun masterplan, Detail Enginering Design (DED) maupun Analisis Dampak Lingkungan (Amdal).
“Kalau FS (Feasibility Study) kami sudah ada, dan hasilnya sangat laik. Cuma, karena dulu status lahannya masih TNK, kami belum bisa melanjutkan ketahap berikutnya. Mudah-mudahan tahun ini masterplan dengan Amdal bisa selesai,” paparnya.
Disinggung bagaimana pengelolaan setelah bandara selesai dibangun, kata dia, tetap akan dilakukan pemerintah daerah. Begitu juga dengan maskapai yang akan melayani penumpang akan diprioritaskan yang sudah menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah.
“Untuk tahap awal, dua maskapai penerbangan perintis yang sudah menjalin kerjasama dengan kami akan mengisi Bandara Sangkima. Jika memungkinkan, bisa sampai jenis Kalstar,” tutupnya. (aj)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: