bontangpost.id – Siring sepanjang 60 meter yang terletak di RT 13 Jalan Tomat, Kelurahan Gunung Elai, Kecamatan Bontang Utara, amblas pada Kamis (7/7/2021) malam. Amblasnya siring ini diduga akibat tanggul digerus debit air dari Sungai Bontang.
Berdasarkan pantauan bontangpost.id di lokasi, Selasa (13/7/2021) pagi, siring setinggi 2,5 meter itu amblas ke arah aliran sungai. Praktis ini membuat laju aliran sungai jadi terhambat. Ini semakin diperparah lantaran tanah yang berada tepat di belakang tanggul ikut melorot ke sungai ketika konstruksi amblas.
Tepat di atas siring yang amblas itu, ada satu rumah produksi tahu dan tempe yang sedang beroperasi. Rumah tersebut berpotensi ikut amblas lantaran tanah penyanggah di bawahnya ikut longsor seiring ambruknya siring. Sementara sisi kanan rumah produksi tersebut, ada dua rumah lain juga berpotensi ambruk sebab bersinggungan langsung dengan siring yang roboh.
Ketua RT 13 Gunung Elai Agung Haryanto mengatakan, pihaknya sejatinya sudah menaksir kalau siring tersebut bakal ambruk. Lantaran jauh sebelumnya, sudah terlihat ada retakan di sekitar badan siring. Di belakang tanggul pun tak ada tanah penyangga.
“Ini juga sering kena banjir. Aliran sungai tinggi jadi tergerus terus,” kata Haryanto ketika disambangi di kediamannya, Selasa (12/7/2021) pagi.
Dia mengatakan persolan ini sudah dilaporkan ke Kelurahan Gunung Elai sejak bulan Juni lalu. Tak lama setelahnya mereka survei lapangan dan mengambil gambar serta video siring tersebut. Kemudian ketika siring akhirnya roboh, Haryanto kembali melaporkan. Dari jawaban yang diterima, kelurahan janji melanjutkan aduan itu ke Dinas PUPRK Bontang, selaku leading sektor perbaikan siring.
“Tapi enggak diberi tahu kapan akan diperbaiki. Yang jelas mereka akan lanjutkan ke PUPRK,” ujarnya.
Haryanto bilang, pemerintah mesti lekas memperbaiki siring tersebut. Sebab bila dibiarkan, ini berpotensi membuat 3 rumah warga yang bersinggungan langsung dengan siring bisa ikutan amblas. Selain itu, robohnya siring bisa membuat warga di RT 13 Jalan Tomat bakal kebanjiran. Mengingat siring yang sedianya untuk membendung debit air sudah ada yang roboh.
“Tunggu saja hujan agak deras, bisa kebanjiran kami,” ucapnya.
Hal yang juga dikhawatirkan ketika siring tak segera diperbaiki, buaya bisa masuk ke permukiman warga. Kata Haryanto, melihat buaya lalu lalang di aliran sungai sudah menjadi penampilan jamak warga setempat. Buaya biasa tampak pukul 07.00 dan 16.00-17.00 Wita. Bila debit air tinggi, dan ada ruang untuk buaya masuk ke permukiman, ini tentu membahayakan warga. Terlebih, RT 13 terbilang padat penduduk. Pun banyak anak-anak di wilayah tersebut.
Diketahui, sekitar 100 meter dari siring yang roboh, ada titik lain yang kemungkinan berpotensi ikut amblas. Posisinya tak jauh dari kediaman Haryanto. Siring tersebut sudah bergeser sekitar 3 meter dari posisi awal. Bila ia roboh, diproyeksi ada 9 rumah terdampak.
“Kami minta semoga bisa diperbaiki. Membahayakan sekali ini,” pintanya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post