BONTANG – Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni berencana akan mengubah skema pemberian dana hibah. Saat ini, pemberian dana hibah tidak dalam bentuk uang tunai. Sehingga, Neni mengharapkan ke depan dana hibah bisa diberikan dalam bentuk uang.
“Dana hibah saya berusaha bisa dikasihkan dalam bentuk uang saja, karena pembangunan masjid bukan merupakan urusan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PU-PRK) Bontang,” jelas Neni dalam acara Musyawaran Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tingkat Kecamatan Bontang Utara, beberapa waktu lalu.
Untuk dana hibah pun, Neni menginginkan diambil 10 persen dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bontang. Jadi bantuan sosial diberikan dari PAD tersebut. Banyaknya pembangunan masjid yang mengharapkan dibangun oleh pemerintah, membuat Dinas PU-PRK tidak bisa langsung merealisasikan. “Karena sekali lagi, masjid itu bukan urusan PU, Insyaallah akan diselesaikan karena saya ingin capaian indikator cepat terealisasi,” ungkapnya.
Kata Neni, karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2018 ini hanya Rp 1,1 triliun, maka tidak terlalu banyak ruang fiskalnya. Tetapi diakui dia, nilai APBD tersebut membuat lebih berkah. Karena pihaknya sudah menyelesaikan empat kantor kelurahan dan melanjutkan pembangunan Pasar Rawa Indah. Pihaknya juga memiliki capaian indikator yang baik. Sehingga dalam beberapa tahun pihaknya dapat menyelesaikan beberapa pembangunan.
“Kalau diberikan bentuk uang, mereka bisa membangun masjid sesuai kreasinya. Nanti maksimal bantuannya 10 persen dari PAD yang akan diatur dalam Perwali,” terang Neni.
Namun demikian, Neni menyampaikan bahwa dengan uang itu bangun masjid dengan baik. Karena ruang fiskal pemkot hanya seperti itu. Tetapi pihaknya yakin APBD Rp 1 triliun bisa lebih berkah. “Insyaallah dengan semangat berjuang wali kota, DPRD, semua dapat terwujud,” pungkasnya.(mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: