SAMARINDA- Langkah Pemprov Kaltim menggabungkan SKOI dan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) patut menjadi percontohan Nasional. Hal ini disampaikan Direktorat Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga (KPAPO) Kementerian PPN/Bappenas dan Kemenpora RI ketika berkunjung ke Dispora Kaltim, Jumat (15/9).
Tujuan KPAPO Bappenas dan Kemenpora guna melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan pembangunan di Benua Etam. Salah satu yang menjadi fokus pemantauan adalah kebijakan Pemerintah Provinsi Kaltim dalam menggabungkan 2 unit pembinaan olahraga pelajar yakni SKOI yang dibiayai APBD dan PPLP yang pembiayaan melalui Kemenpora RI. “Menurut Kementerian Bappenas dan Kemenpora langkah dan terobosan yang kita lakukan patut menjadi contoh secara nasional. Karena atlet pelajar mampu fokus terhadap pembinaan olahraga maupun pengetahuan akademik,” kata Kadispora Kaltim Fachruddin Djaprie, ketika menerima rombongan KPAPO Bappenas dan Kemenpora RI.
Terobosan ini patut dicontoh daerah lain. Apalagi pasca kegagalan Kontingen Indonesia dalam ajang Sea Games ke-29 di Kuala Lumpur, Malaysia beberapa saat yang lalu menjadi evaluasi Pemerintah langsung melakukan langkah cepat dengan menggali sebanyak mungkin informasi faktor penyebab kemerosotan prestasi olahraga di Indonesia.
Karena itu, Kaltim salah satu menjadi fokus pengamatan pusat, yaitu keberadaan SKOI yang sudah menunjukkan prestasi gemilang di berbagai ajang ditambah dengan langkah Pemerintah Daerah yang menggabungkan PPLP ke dalam unit SKOI menjadi menarik dan terbukti berdampak positif. “Semoga segera bisa diikuti daerah lain. Atlet PPLP yang sebelumnya menempati asrama di Kawasan Tanah Merah di Samarinda Utara, sejak 2015 resmi bergabung dengan siswa dan atlet SKOI lainnya di area Kompleks Stadion Utama Kaltim Palaran,” jelasnya.
Menurut Fachruddin, hal ini didasarkan pada kendala belajar (akademik) yang dihadapi para atlet PPLP yang dititipkan di berbagai sekolah baik SMP dan SMA di Samarinda.
Karena, atlet PPLP sebelumnya memang dititipkan dibeberapa sekolah di Samarinda, sehingga sering terjadi permasalahan seperti terlambat sekolah, disiplin belajar, izin latihan atau bertanding sehingga dirasa kurang fokus.
Karena SKOI memiliki sekolah sendiri sehingga bisa mengakomodir dan menyesuaikan kebutuhan belajar dan latihan para atlet, sehingga Dispora mengambil langkah untuk menyatukan PPLP ke dalam SKOI.
Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Bappenas dan Kemenpora dilakukan dengan dua metode yakni Focus group Discussion (FGD) di gedung Bappeda Kaltim dan kunjungan Lapangan ke SKOI Kaltim di kompleks Stadion Utama Kaltim Palaran.
Sementara itu, Kemenpora RI yang diwakili Bidang Pembinaan PPLP Angga Prananda Bakti, mengungkapkan apa yang telah dilakukan Kaltim dengan menggabungkan PPLP ke SKOI sudah tepat dan terbukti membantu meningkatkan prestasi olahraga atlet PPLP karena lebih fokus di olahraga, tanpa mengesampingkan unsur akademik karena pembagian jamnya telah diatur. “Kami akan sampaikan ke pimpinan tentang apa yang telah Kaltim lakukan dengan harapan dapat diadopsi di daerah lain sehingga harapannya prestasi olahraga di Indonesia secara keseluruhan dapat meningkat,” jelasnya. (jay/sul/ri)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: