SANGATTA – Sejumlah pengurus partai masih bungkam saat ditanya mengenai dilaporkannya Ketua DPC PDIP Kutim, Agiel Suwarno. Mereka baru siap buka mulut ke media jika sudah memberikan keterangan kepada pihak kepolisian.
Wakil Ketua DPC PDIP Kutim Hendrik L misalnya, dia mengaku sudah mengetahui persoalan tersebut.Kendati demikian, dia memilih bungkam kepada wartawan. Dia tak ingin informasi yang disebar justru memperkeruh keadaan.
“Kemungkinan kami juga akan dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. Setelah memberikan keterangan kepada polisi, baru saya sampaikan,” singkat Hendrik, Minggu (14/5) kemarin.
Hal senada juga disampaikan Hariono, Ketua PAC Sangatta Utara. Dia juga baru akan buka-bukaaa ke media setelah memberikan keterangan kepada polisi.
“Kemungkinan Selasa (16/5) kami dipanggil untuk dimintai keterangan. Setelah itu saya akan memberikan jawaban (ke media),” katanya.
Jawaban itu disampaikan Hariono saat disinggung mengenai dilaporkannya Agiel ke DPP PDIP, karena diduga membuat laporan fiktif tentang pelaksanaan Musyawara Anak Cabang (MAC).
“Nanti saja setelah saya beri keterangan. Pasti saya sampaikan jawaban,” tekannya.
Seperti diketahui, Agiel dilaporkan ke polisi karena diduga membuat LPj fiktif bantuan keuangan parpol dari Pemkab Kutim. Laporan itu disampaikan Sekretaris DPC PDIP Kutim, Suyono. Agiel juga dilaporkan ke DPP PDIP atas dugaan penyelewengan dana yang bersumber dari internal partai.
“Karena kalau dari Pemkab itu uang negara, saya laporkan ke polisi. Sedangkan yang internal saya laporkan ke partai,” kata Suyono, Jumat (12/5) lalu.
Tak ada keterbukaan dari Agiel saat pihaknya mempertanyakan pengelolaan dana. Bahkan permintaan atas pertanggungjawaban dana tersebut sudah berulang kali disampaikan.
“Tapi tidak pernah ada jawaban dan laporan itu tidak pernah dibawa saat rapat,” katanya.
Dugaan pembuatan LPj fiktif itu diketahui saat Suyono melihat laporan mengenai kegiatan Musyawarah Anak Cabang (MAC) PDIP. Berdasarkan laporan, kegiatan untuk memilih ketua ranting di tingkat kecamatan itu digelar setiap tahun. Padahal seharusnya kegiatan itu dilaksanakan setiap lima tahun sekali.
“Nah, kok tiap tahun ada Lpj-nya?,” terang dia.
Suyono pun mengaku telah melakukan cek dan ricek terhadap pelaksanaan MAC. Dari empat cabang ranting di tingkat kecamatan mengaku tidak pernah menggelar MAC seperti yang tertera di LPj, juga tidak pernah menerima anggaran pelaksanaan MAC.
“Ada empat ranting yang saya klarifikasi. Semuanya mengaku tidak pernah menerima dan menandatangani penerimaan dana. Makanya kami serahkan ke partai untuk diproses,” ujarnya.
Sementara itu, sampai saat ini Agiel belum bisa dikonfirmasi. Informasi yang didapat wartawan Agiel tengah bertugas di daerah pedalaman. Saat nomor teleponnya dihubungi, operator hanya meneruskan ke pesan suara. Pesan singkat yang dikirim wartawan untuk meminta klarifikasi juga belum dibalas. Sebelumnya, wartawan juga mendatangi kediaman Agiel, namun rumah itu dalam kondisi kosong. (hd)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: