“Ini sangat berat, saya dibesarkan oleh Golkar. Tetapi karena saya merasa sudah tidak nyaman, tidak mungkin saya bertahan di Golkar,”
-Andi Sofyan Hasdam-
BONTANG – Keputusan berat diambil oleh Andi Sofyan Hasdam, di mana ia memilih hengkang dari partai Golongan Karya (Golkar) pasca pelaksanaan Pilgub Kaltim. Padahal partai berlambang pohon beringin tersebut merupakan titik awal langkahnya menekuni dunia perpolitikan.
Suami dari Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni ini menyebut, alasan kepergiannya karena sudah merasa tidak nyaman di partai yang membesarkan namanya tersebut. “Ini sangat berat, saya dibesarkan oleh Golkar. Tetapi karena saya merasa sudah tidak nyaman, tidak mungkin saya bertahan di Golkar,” kata Sofyan saat ditemui di kediamannya, Jumat (6/7) kemarin.
Ketika Bontang Post mencoba mengulik apakah ada di jajaran pengurus yang membuat dirinya tak nyaman, ia enggan untuk membeberkannya. Namun secara pasti, ketidaknyaman ini sudah dirasakan sebelum Pilgub berlangsung. “Nantilah saya akan konferensi pers soal itu,” imbuhnya.
Keluarnya Sofyan dari Golkar membuat ia harus mencari perahu baru untuk meneruskan karir politiknya. Partai NasDem dipilihnya karena salah satu partai yang ikut mengusung dirinya saat Pilgub beberapa waktu lalu, selain partai Golkar. Bahkan ia mendaftarkan diri di partai bentukan Surya Paloh tersebut untuk bertarung memperebutkan kursi di senayan, DPR RI, dalam pesta demokrasi tahun depan.
“Kalau di daftar calon tetap (DCT) ada nama saya berarti saya direstui di NasDem. NasDem-kan yang mengusung saya kemarin dengan Golkar, jadi aneh jika saya harus memilih partai lain,” ujarnya.
Ketika disinggung, lebih mudah perahu parpol mana yang digunakan untuk mendapatkan satu slot di DPR RI, Sofyan menyebut sama saja. Lebih utama menjadikan partai pilihannya menjadi besar. Mengingat saat ini pemilih tidak lagi melihat partai, namun sosok kader yang dicalonkan.
“Sama saja baik Golkar atau NasDem sama-sama berat. Bagi saya tidak harus diri saya yang jadi, ketika saya masuk partai, bagaimana supaya partai itu besar,” tuturnya.
Sebelumnya, ia mengaku mendapat tawaran dari tiga parpol peserta pemilu 2019. Namun ketika disinggung partai mana saja, ia tidak memberikan jawaban, namun yang pasti NasDem salah satunya. Konon, informasi yang diperoleh Bontang Post, partai Demokrat juga sempat tertarik meminangnya.
Menurutnya, keinginannya menjadi anggota DPR RI hanya semata untuk pengabdian kepada masyarakat. Dikatakannya akan lebih mudah jika bertarung untuk berebut kursi di Karang Paci (DPRD Kaltim, Red.), namun wawasan pengabdian akan lebih luas jika cakupannya lebih tinggi.
“Saya akan berjuang untuk Kaltim. Kalau di DPRD Kaltim cakupannya terbatas hanya membicarakan anggaran di Kaltim. Kalau di DPR RI bisa berjuang menarik anggaran untuk Kaltim,” paparnya.
Bila terpilih, nantinya mantan Wali Kota Bontang ini akan membangun kerja sama dengan anggota DPR RI lainnya. Tujuannya untuk membicarakan bersama mengenai Kaltim tanpa ada pagar batas partai.
Sementara salah satu pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem Kaltim Ismail mengatakan, kewenangan pendaftaran calon anggota DPR RI berada di tingkat Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Saat ini ia mengaku belum mendapatkan informasi terbaru terkait pendaftaran Sofyan melalui partai NasDem. “Tunggu saja, pastinya waktu daftar calon sementara (DCS) keluar,” ucap Ismail.
Ismail pun bersyukur bilamana Sofyan bergabung dengan partai NasDem. Mengingat sosok Sofyan telah dikenal oleh masyarakat Kaltim. “Satu kebanggan bila ada tokoh yang menggunakan partai NasDem sebagai pilihan politiknya, apalagi kalau masyarakat juga memberikan dukungan,” tukas Ismail. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: