bontangpost.id – Persatuan Pengrajin Tahu dan Tempe (PPTT) Bontang secara resmi mengumumkan penghentian produksi massal selama 2 hari, 28-29 Mei 2020. Baru di hari pertama produksi dihentikan, stok tahu dan tempe di dua pasar tradisional di Bontang mulai kosong.
Seperti yang terlihat dalam pantauan media di Pasar Telihan dan Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin) Bontang. Pedagang mengaku kesulitan mencari tahu dan tempe sebab produsen sudah tak produksi. Bahkan kekosongan ini sudah terjadi dua hari jelang penghentian produksi 28-29 Mei.
“Kosong hari ini, besok baru ada. Mau bagaimana sudah waktunya naik,” ucap Hasnah kala disambangi di kiosnya di Taman Rawa Indah, Jumat (28/5/2021) pagi.
Dia menjelaskan, kendati tahu dan tempe nantinya mengalami kenaikan, ia yakin produk ini tetap punya peminat. Sebab nyatanya hingga kini warga masih mencari. Yang menjadi soal, justru produknya yang kosong di pasaran.
“Banyak yang cari dari kemarin. Tapi, walau naik pasti tetap dibeli sama orang,” menurutnya.
Sementara, pedagang di Pasar Telihan Agustina mengatakan, kekosongan tahu dan tempe terjadi Rabu (26/5/2021) lalu. Ia menyebutkan, kekosongan tahu dan tempe buntut dari mahalnya harga kedelai di pasaran. Ditambah lagi harga tahu dan tempe pada Sabtu (29/5/2021) besok akan naik.
“Dari kemarin sudah kosong. Agak susah jualnya ke pembeli kalau naik. Semoga pemerintah bisa mengatasi ini biar ketersedian pangan stabil di pasar,” bebernya.
Hal serupa diutarakan Agus yang juga pedagang di Pasar Telihan. Katanya, produsen tidak menyanggupi permintaan lantaran stok yang memang sudah habis.
“Lusa lalu mau minta lebih tidak ada lagi stoknya. Hari ini kosong sama sekali tidak ada yang jual tahu sama tempe,” ungkapnya.
Dia mengaku tak berani menyimpan stok tahu dan tempe dalam jumlah besar kendati tahu pengrajin akan setop produksi dua hari. Sebab tak seperti produk lain, tahu dan tempe paling lama bertahan 2 hari. Setelahnya akan menghitam dan busuk. .
Agus mengaku pasrah bila harga tahun dan tempe benar-benar naik. Tetapi sejauh ini ia belum mendengar secara langsung dari produsen soal kenaikan harga tersebut.
“Pasrah saja nanti ikuti harga pasaran kalau memang naik. Tapi sampai sekarang dengar harga naik jadi Rp 1000 ribu satu kaleng baru dari berita belum dari produsen langsung,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post