BONTANG – Korban pemotongan kuping oleh pamannya, Ardiansyah (33) sudah pulang ke rumah orang tuanya di Jalan Sultan Hasanudin RT 25 Kelurahan Berebas Tengah setelah dirawat di RSUD Taman Husada. Dirinya mengaku masih trauma dan tak bisa tertidur lelap.
Karena saat tertidur, selalu terbayang ada tangan yang hendak menyakitinya. “Saya di rumah sakit tak bisa tidur, terbayang terus seperti ada yang mau menyakiti saya,” ujar Ardiansyah saat ditemui di kediamannya, Rabu (1/3) kemarin.
Diceritakan dia, menurutnya pelaku yang tak lain ialah pamannya sendiri Aco Fadlan Fajar (25) melihat ada jin ganas di tubuh korban. Sehingga pelaku mendapat bisikan gaib untuk membunuhnya. Namun karena Ardiansyah tidur dengan menggunakan sarung dan hanya terlihat telinganya saja, maka telinganya saja yang terpotong. “Mungkin saat melakukan itu bukan dirinya (bukan Aco, Red.) tetapi pas saya teriak, dia langsung sadar dan panik, akhirnya melarikan diri, bagusnya juga dia langsung menyerahkan diri ke Polsek Bontang Selatan,” ungkapnya.
Ardiansyah yang ditemani ibunya, Anis Nurhayati menceritakan sifat Aco yang sebenarnya merupakan anak yang baik. Namun, 2 bulan terakhir ini sikapnya berubah setelah mengikuti pengajian di wilayah Kilometer 8 Desa Suka Rahmat Teluk Pandan Kutai Timur.
Aco menjadi sangat pendiam, dan jika berkumpul bersama keluarga pasti dirinya seperti berceramah yang kata-katanya selalu sama. “Jadi hilang keceriaannya, padahal dia itu selalu bikin kami ketawa kalau lagi ngumpul,” ujarnya.
Semenjak mengikuti pengajian pula, Aco menjadi banyak berhutang. Bahkan, tanah warisannya di Sulawesi dia jual tanpa sepengetahuan keluarga. “Padahal tanahnya itu seharga Rp 57 juta, tapi uangnya dikasih semua ke pengajiannya itu, sekarang saja banyak utangnya di sini, padahal gajinya sudah lumayan,” ceritanya.
“Kalau dibilangin juga kenapa tanahmu dijual, dia jawabnya, nanti itu keganti lebih dari harga tanah itu,” sambungnya.
Dia menyatakan pengajian di Kilometer 8 itu setiap Jumat sampai pukul 01.30 Wita. Ardiansyah menduga, Aco berniat membunuhnya karena dirinya sempat mau mengobati Aco. Pasalnya, dia juga diminta saudara lainnya terutama bapaknya Aco untuk menyembuhkan Aco. “Saya ada niat mau ngobatin dia, entah kebetulan atau apa, malamnya sebelum saya mau ngobatin dia, malah dia berniat mau bunuh saya dan potong kuping saya,” tuturnya.
Sehingga, dalam proses pemulihannya itu, Ardiansyah ingin mengunjungi Aco di Polsek Bontang Selatan. Dirinya ingin bertanya langsung mengapa sampai bisa berbuat seperti itu kepada keponakannya sendiri. “Tunggu agak sehat, nanti mau saya datangi ke Polsek,” ungkap dia.
Sementara itu, Bontang Post mencoba mencari tahu tentang keberadaan pesantren yang dimaksud. Dalam perjalanan, beberapa menunjukkan lokasinya di Kilometer 8, namun ada juga warga yang tidak mengetahui pengajian tersebut. Hingga akhirnya, penelusuran dihentikan karena belum mendapat petunjuk yang jelas.
Sebelumnya, diberitakan bahwa pelaku melakukan pemotongan kuping sepupunya di RT 25 Kelurahan Berebas Tengah sekira pukul 02.30 Wita Senin (27/2) dini hari lalu. Pelaku menyerahkan dirinya ke Polsek Bontang Selatan pada pukul 03.00 Wita. Polisi pun langsung mendatangi TKP dan membawa korban ke rumah sakit. Untuk kasusnya masih dalam pengembangan karena pelaku masih sulit dimintai keterangan akibat ilmunya yang kadang kambuh.(mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: