BALIKPAPAN- Hadirnya tahun politik menjadi angin segar bagi pelaku bisnis perhotelan dan restoran di Bumi Etam. Banyaknya kegiatan yang bakal membutuhkan akomodasi hotel diyakini akan berkontribusi besar pada pertumbuhan bisnis tahun ini. Mereka yakin bisnis perhotelan akan tetap cerah minimal hingga April 2019.
“Biasanya setelah tahun baru, okupansi hotel merosot. Bahkan tahun ini tidak lama lagi Ramadan dan Lebaran. Biasanya hotel sepi. Namun, adanya pemilu ini diharapkan mampu menjadi stimulus. Karena banyak kegiatan digelar di hotel. Baik pertemuan tingkat kota, daerah hingga nasional,” ujar Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Balikpapan Sahmal Ruhip, Minggu (13/1).
Dia mengungkapkan, pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) memiliki pengaruh yang cukup menonjol sejak November lalu. Kegiatan politik yang sudah dimulai turut meningkatkan permintaan (hunian) kamar hotel. Hal itu berlanjut hingga Desember.
Bahkan berdasarkan informasi yang diterimanya, puncak kegiatan politik adalah April mendatang, karena akan ada pertemuan skala nasional yang diikuti sekitar 5 ribu orang. “Baru saja saya diberi kabar,” ungkapnya.
Tetapi, ancaman penurunan okupansi hotel tetap ada. Apalagi dengan beroperasinya Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda. Dan saat ini tiket pesawat mahal. Sudah pasti itu menjadi ancaman bagi jumlah kunjungan ke suatu daerah.
“Moda transportasi ini penting. Kalau naik, imbasnya cukup besar. Saya harapkan pemerintah bersama pelaku pariwisata harus bekerja sama menggelar kegiatan rutin yang menjadi magnet bagi wisatawan daerah. Baik di Kaltim, Kaltara juga daerah sekitarnya,” tuturnya.
Sahmal mencontohkan, kegiatan pasar otomotif khususnya mobil yang digelar tiap akhir pekan di Jogjakarta. Kegiatan tersebut, sukses menyedot banyak pengunjung. Baik dalam dan luar daerah. “Saya sudah usulkan secara lisan di berbagai pertemuan bersama pihak-pihak terkait. Baru sebatas usulan, harapannya bisa terwujud,” paparnya.
Sementara itu, berdasarkan data statistik pariwisata Provinsi Kaltim periode Oktober 2018 yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, menyatakan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Kaltim sebesar 52,15 persen. Jumlah itu meningkat 0,31 poin dibanding TPK September tahun yang sama yakni sebesar 51,84 persen. Sementara itu, jika dibandingkan Oktober 2017, terjadi peningkatan TPK sebesar 2,45 poin.
Selanjutnya jika dilihat berdasarkan klasifikasi pada Oktober 2018 hotel berbintang lima mengalami TPK tertinggi mencapai 67,05 persen atau meningkat 3,44 poin dibandingkan September 2018 yang mencapai 63,61 persen. Bahkan, meningkat 26,74 poin dibandingkan periode Oktober 2017. Yakni dari 40,31 persen menjadi 67,05 persen.
Tingkat okupansi terendah dialami hotel berbintang satu, yakni sebesar 25,36 persen. Sedangkan hotel berbintang lainnya masing-masing di antaranya hotel berbintang dua sebesar 36,16 persen, hotel berbintang tiga sebesar 54,12 persen dan hotel berbintang empat tercatat sebesar 55,62 persen.
Secara umum, rata-rata lama tamu menginap di hotel berbintang di Kaltim selama periode yang sama mengalami peningkatan 0,04 hari. Yakni menjadi 1,85 hari dari rata-rata lama tamu menginap bulan sebelumnya sebesar 1,81 hari.
Berdasarkan kategori, durasi menginap tamu mancanegara periode Oktober 2018 turun 0,70 hari dibanding Oktober 2017. Sedangkan jumlah hari menginap tamu Nusantara meningkat sebesar 0,03 hari. Sementara berdasar tingkah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) edisi Oktober 2018 sebanyak 340 kunjungan atau bertambah 179 kunjungan dibanding bulan sebelumnya yang hanya 161 kunjungan. Akan tetapi, berdasarkan jumlah wisman terjadi penurunan jika dibandingkan periode Oktober 2017 yang mencapai 411 kunjungan. (aji/ndu/k15/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: