Tanpa Petugas, Water Barrier di Bukit Kusnodo Diterabas

Pengendara dari arah Kutai Timur masih bisa masuk akses Jalan Arif Rahman Hakim (Gunung Kusnodo) melalui celah dua water barrier yang digeser oknum pengendara. (Adiel Kundhara/KP)

BONTANG – Penutupan total akses Jalan Arif Rahman Hakim (Gunung Kusnodo) tidak berjalan mulus. Pengamatan Kaltim Post, pengendara roda dua dan empat masih bisa melenggang bebas. Baik dari wilayah Kutai Timur dan sebaliknya.

Menurut warga di sekitar simpang empat Jalan Pipa, sejak tiga hari lalu jalan sudah ditutup. Meski begitu, ada saja oknum pengendara punya cara melewatinya. Menggeser dua water barrier.

“Saya tidak tahu (siapa yang menggeser). Waktu tiap pagi sekira pukul 06.30 Wita sudah seperti itu,” kata Rusnaeni, warga sekitar. Rabu (8/4) malam lalu, petugas kepolisian sempat mengembalikan posisi water barrier yang digeser.

Rusnaeni menyebut, untuk menuju Loktuan, dia harus harus melewati jalur alternatif. Kendati harus memutar lebih jauh 1 kilometer. “Kalau jalur ini kan sekira 2 kilometer, sementara kalau yang tembus RS Pupuk Kaltim bisa tembus 3 kilometer,” terangnya.

Ridho, sopir distributor sembako di Loktuan menyebut, penutupan akses ini membuat jarak tempuh menjadi jauh. Mengingat satu-satunya akses harus menuju Tugu Selamat Datang. Ia meminta Pemkot Bontang untuk mengkaji regulasi ini.

“Kalau pun harus ditutup sebaiknya ditutup sejak simpang tiga dekat Jalan Poros Bontang-Sangatta. Supaya memutarnya tidak terlalu jauh,” keluhnya.

Ada satu akses yang bisa ditempuhnya. Melalui Gunung Kusnodo mendekati Tugu Selamat Datang. Tetapi aksesnya cukup sulit. Penulusuran awak media di akses sepanjang 3 kilometer ini, 500 meter jalan masih mulus. Dua jalur dengan masing-masing selebar 4 meter. Satu jalur menyempit karena ada kerusakan. Jalan bergelombang.
500 meter kemudian, akses benar-benar menyusut. Bahkan jalan berupa tanah liat dicampur material batu. Mendekati Tugu Selamat Datang, terdapat pelang besi yang membentang tengah jalan. Praktis hanya kendaraan roda dua dan kendaraan besar berukuran 2,4 meter ke bawah yang bisa melintasinya.

“Truk tidak bisa lewat situ. Apalagi kalau malam gelap, tidak ada lampu jalan. Prakis harus berbalik melalui jalur poros Bontang-Sangatta menuju Tugu Selamat Datang,” kata Ridho.

Kaji Buat Posko

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bontang Kamilan saat dikonfirmasi mengetahui situasi ini. Kata dia, water barrier menuju Tugu Selamat Datang yang digeser itu rusak. Ditabrak Rabu (8/4) lalu. Akibatnya air sebagai pemberat dalam water barrier merembes. Sehingga mudah digeser oleh oknum warga.

Ia menyebut, jika posisi pembatas jalan masih saja digeser, maka akan pihaknya akan mengkaji pembuatan posko penjagaan. Lalu menempatkan petugas setiap harinya. Sama halnya dengan petugas yang berjaga di empat titik penjagaan lainnya.

“Dua hari juga seperti itu kami perbaiki tetapi digeser lagi. Ulah oknum yang seenaknya. Bila terulang kami akan tindak tegas pelakunya,” kata Kamilan.

Diketahui, penutupan akses menuju Bontang ini ini dalam rangka pemuusan mata rantai penularan Covid-19. Pengendara wajib masuk melalui satu akses. Protapnya pun harus melewati pengukuran suhu tubuh dan pendataan identitas.

Tiga lajur telah disiapkan petugas di Tugu Selamat Datang. Satu untuk akses keluar dari Bontang, satu akses masuk kendaraan barang, dan satu akses masuk bagi pengendara pengangkut penumpang.

Tiga titik lainnya pun dibatasi akses warga. Mulai pukul 22.00 Wita hingga 04.00 Wita. Mencakup simpang tiga eks Pupuk Raya, simpang empat RS Amalia, dan simpang tiga Gunung Sari. (*/ak/rdh/kpg)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version