Pembangunan rumah layak huni yang dicanangkan Pemkot Bontang tidak tercapai. DPKPP memprediksi bakal dikebut tahun depan.
BONTANG – Pemkot Bontang mencanangkan pembangunan rumah layak huni. Namun, untuk tahun ini tidak tercapai target. Sesuai penghitungan, backlog atau kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dan jumlah hunian yang dibutuhkan rakyat lebih 10 ribu unit.
Jika dibagi sesuai rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD), per tahunnya tercatat 250 hunian harus berdiri. Akan tetapi, tahun ini hanya 164 hunian layak huni bakal dibangun.
“Sebanyak 164 itu dari program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau biasa dikenal bedah rumah,” kata Plt Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (DPKPP) Bontang Maksi Dwiyanto.
Menurutnya, angka pembangunan rumah layak huni bisa dari berbagai sumber. Mulai pembangunan rumah susun (rusun), rumah khusus, hingga pembangunan yang dilakukan pengembang.
Untuk pembangunan rusun, seharusnya tahun ini menyasar Kelurahan Berebas Tengah. Sayangnya, pemerintah pusat memberlakukan diskresi. Walhasil, wacana pembangunan itu terhenti sementara.
Sementara untuk pembangunan yang dilakukan oleh pengembang juga nihil. Maksi memprediksi itu baru dikebut tahun depan. Setelah pembangunan PLTU, kilang refinery, dan pabrik crude palm oil (CPO) mulai berjalan.
“Pasti mereka (pengembang) berani kalau proyek itu sudah kelar. Sebab, pangsa pasarnya ada,” ucapnya.
Tahapan program BSPS kini dalam proses inventarisasi di tingkat kelurahan. Nantinya pencairan anggaran harus terserap saat akhir tahun.
Sebagai informasi, anggaran BSPS mengalami peningkatan. Bila sebelumnya tiap hunian maksimal diberi bantuan Rp 15 juta, saat ini menjadi Rp 17,5 juta. Perinciannya Rp 15 juta untuk pembelian material dan Rp 2,5 juta untuk upah pekerja.
Penerima bantuan juga mengalami perubahan. Jika tahun lalu ada klasifikasi jenis perbaikan berupa berat, sedang, dan ringan. Ketiganya pun menerima nominal berbeda.
“Sekarang semuanya sama dapat Rp 17,5 juta. Kalau dulu kategori berat Rp 15 juta, sedang Rp 10 juta, dan ringan Rp 7,5 juta,” tutur dia.
Diketahui, BSPS ini bukan yang pertama menyasar Kota Taman. Pada 2016, 372 rumah dibedah melalui program ini. Setahun berselang, Bontang kembali mendapat jatah 299 rumah. (*/ak/kri/k16/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post