BONTANG – Tanda-tanda bakal dibangunnya sirkuit balap di Bontang masih samar. Sejak direncanakan pada 2015 lalu, baru Detail Engineering Design (DED) yang dikantongi. Pun jika ingin dibangun, DED itu mesti diubah, karena ada wacana untuk menambah panjang lintasan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Tavip Nugroho mengatakan anggaran Rp 60 miliar untuk pembangunan sirkuit bisa bertambah. Bahkan bisa mencapai dua kali lipat. Mengingat ada kenaikan harga material dan melonjaknya USD. Seperti besi yang naik mencapai 40 persen.
“Memang ada keinginan dari para pembalap kepada saya untuk segera diselesaikan. Namun permasalahannya kembali ke anggaran,” kata Tavip.
Berdasarkan DED, sirkuit itu dibangun di atas lahan seluas 12 hektare. Namun Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kaltim meminta tambahan 6 hektare untuk memperpanjang trek. Dari 1,5 kilometer menjadi 2 kilometer.
Menurut Tavip, pembangunan sirkuit ini dapat dilakukan jika penganggarannya dikerjakan keroyokan. “Solusinya minta anggraan ke luar. Bisa meminta bantuan keuangan (bankeu), Dana Alokasi Khusus (DAK), maupun dana insentif,” paparnya.
Simulasinya, Pemkot Bontang membangun pagar keliling, Pemprov Kaltim kebagian lintasan balap, sementara gedung dibebankan pada APBN. “Karena tidak ada satu jenis konstruksi memakai sumber dana beragam. Berkaitan dengan proses audit keuangan yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan,” tuturnya. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: