JAKARTA— Seorang terduga teroris berinisial TWA alias A alias H tertangkap di Temanggung Kamis lalu (14/2). Uniknya, terduga teroris itu tertangkap saat terdapat razia lalu lintas (Lalin). TWA diketahui pernah berlatih militer di Filipina, bersama kelompok Abu Sayyaf.
Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan, awalnya terdapat razia lalin di daerah Kertosari, Temanggung, Jawa Tengah. Saat razia tersebut terduga teroris itu memutuskan menghindar dengan memarkirkan mobilnya. ”Kemungkinan karena dia sudah merasa diikuti, Densus 88 Anti Teror memang telah melakukan pemetaan terhadap TWA” terangnya.
TWA itu lalu mencoba lari ke area persawahan. Namun petugas berhasil mengejarnya dan menangkapnya. Lalu, saat dibuka mobilnya diketahui terdapat sejumlah barang bukti. Seperti buku-buku radikalisme. ”TWA akhirnya dibawa ke kantor polisi,” paparnya.
Saat itulah diketahui bahwa TWA ini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kasus terorisme. Dedi menjelaskan bahwa TWA memiliki rekam jejak yang cukup panjang dalam dunia terorisme. Beberapa tahun lalu TWA pernah dideportasi pemerintah Filipina. ”Dia mengikuti latihan militer kelompok Abu Sayyaf, kelompoknya ya JAD,” ujarnya.
TWA juga diketahui mengikuti pelatihan militer di daerah Anyer dengan Adi Jihadi dan Nanang Kosim. Adi Jihadi terlibat dalam aksi teror tamrin sebagai orang yang menyalurkan dana aksi teror bom tersebut. ”masih ada berbagai peran lain,” paparnya.
Dedi menjelaskan bahwa TWA juga diduga pernah merencanakan aksi teror dengan modus menembak anggota Polri. ”Dia sedang dalam pemeriksaan intensif,” papar mantan Wakapolda Kalimantan Tengah tersebut.
Sementara Al Chaidar menuturkan bahwa kekuatan kelompok JAD memang saat ini tidak lagi sekuat dulu, kekuatannya telah terkikis karena langkah Polri yang sigap. ”Namun, bukan berarti tidak bisa melakukan teror,” paparnya.
Mungkin kemampuannya untuk membuat teror skala besar dengan senjata dan rangkaian bom sudah berkurang. Tapi, bisa jadi mereka berupaya meneror dengan cara-cara yang sederhana. ”seperti melempar bom yang tidak melukai, tapi tujuannya menyebarkan rasa takut,” ungkapnya.
Karena itulah, sudah saatnya semua anggta kelompok itu untuk ditangkap. Tidak perlu lagi menunggu, bila diketahui ada anggota JAD segera diamankan. ”Agar tidak bisa melakukan aksi teror,” jelasnya.
Yang perlu diingat, jangan sampai perlakuan terhadap mereka malah tidak manusiawi. Saat tertangkap mereka sudah tidak bisa melakukan perlawanan. ”Maka, perlakukan dengan manusiawi agar rasa kebenciannya tidak terpupuk, kalau bisa malah kian luntur,” ujarnya. (idr/jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: