BONTANG – Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat (Jabar) merupakan hari yang bersejarah. Untuk pertama kalinya, Barongsai menjadi salah satu cabang olahraga (cabor) di pesta olahraga empat tahunan itu. Di sana, Barongsai masuk dalam cabor ekshibisi.
Barongsai merupakan kesenian tradisional asal Tiongkok. Di Bontang, Pengurus Kota Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (Pengkot FOBI) juga sudah terbentuk. Yeffry Gunawan ketuanya. Pria bernama karib Asen dan pengurus Kota Taman itu dilantik bersama-sama dengan pengurus kabupaten/kota Kaltim lainnya di Samarinda, 10 Juni 2016 lalu.
Asen mengatakan, masuknya Barongsai dalam cabor ekhibisi memberikan semangat baru. Dengan demikian, cita-cita untuk menjadikan Barongsai sebagai salah satu cabor di PON bisa menjadi kenyataan.
“Dalam pengenalannya, karena masih baru, tahun lalu Barongsai masuk dalam perlombaan ekshibisi di PON,” jelasnya.
Asen menjelaskan, Barongsa bukan hanya sekadar memainkan atau menggerakkan kepala atau ekor saja. Melainkan harus gesit dan memiliki fisik yang prima. Melihat hal tersebut, wajar saja bila kesenian ini masuk dalam cabor di Indonesia. Namun, kata dia, sejatinya dalam kesenian ini, terdapat pula kombinasi gerakan kungfu.
“Murid kami sekarang ada 15 orang, rata-rata anak SMP. Kami tidak meminta bayaran. Bayaran kami adalah mereka bisa bermain Barongsai,” ungkapnya.
Asen juga menuturkan, pendaftaran secara gratis ini dilakukan guna melestarikan kesenian tersebut agar tidak punah sekaligus mendidik anak-anak di Bontang, baik warga ketururnan ataupun bukan agar bisa memainkan kesenian ini. Bila perlu, menurutnya, dapat dikutsertakan dalam lomba nantinya.
“Malah sekarang murid-murid yang sudah ada ini rata-rata bukan dari warga keturunan,” tuturnya.
Dia mengisahkan, sepengetahuannya, Barongsai ini adalah alat kendaraan yang digunakan dewa-dewa. Sehingga melihat sejarah teresebut, bila ada Barongsai baru, tidak bisa serta merta langsung dapat digunakan. Tetapi harus disembahyangkan dulu.
“Kualitas bahan Barongsai yang terbaik bisa didapatkan di luar negeri. Harganya pun mulai dari Rp 8 juta hingga Rp 12 juta,” katanya.
Dia pun berharap, ke depannya kesenian Barongsai semakin berkembang dan dapat menambah keberagaman olahraga serta kesenian di Indonesia. (ver)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: