Tol IKN Dinilai Dipaksakan, Kualitas Jangan Terabaikan

Pemasangan tiang pancang pada Tol IKN di Kilometer 11, Balikpapan disebut berdampak pada retaknya bangunan rumah warga sekitar. (FOTO: FUAD MUHAMMAD/KP)

bontangpost.id – Sebagai akses alternatif, Tol Ibu Kota Nusantara (IKN) bakal menjadi jalur yang menghubungkan IKN dengan wilayah sekitarnya secara cepat. Jika sebelumnya, dari Balikpapan ke IKN memakan waktu tempuh hampir 2 jam perjalanan darat, dengan adanya jalan bebas hambatan ini, maka hanya perlu waktu tempuh sekitar 40 menit.

Tol itu pun disebut akan menjadi akses yang ramah terhadap kendaraan listrik. Bahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membeber soal rencana penerapan teknologi electric charging lane alias aspal yang bisa mengisi baterai mobil listrik. Sehingga kendaraan listrik tidak perlu khawatir kehabisan tenaga saat berkendara di Tol IKN.

Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno menyebut, keberadaan Tol IKN memang akan membuat konektivitas ke IKN akan semakin terbuka. Karena selain melalui jalan bebas hambatan, nantinya akan dibangun rel kereta api. Belum lagi konektivitas dari jalur air dan udara.

“Namun persoalan utama pembangunan jalan tol ini adalah dipaksakan. Bercermin dari pembangunan jalan tol tahun-tahun belakangan ini, adalah terlalu dipaksakan. Sehingga baru diresmikan beberapa bulan kemudian sudah muncul banyak kerusakan,” ungkap Djoko, Sabtu (22/6).

Dirinya menyebut, ada kebiasaan buruk pelaksana proyek dalam memaksanakan target penyelesaian pembangunan. Sebut saja kerusakan sejumlah titik ruas di Tol Trans Jawa yang pada akhir 2018 lalu diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Lalu teranyar pada awal April 2024, kerusakan juga terjadi pada Jalan Tol Bocimi di Kabupaten Sukabumi, yang longsor dan membuat sebuah mobil terperosok ke dalam lubang selebar 4 meter. Padahal jalan bebas hambatan ini belum setahun diresmikan Jokowi. Belum lagi di sejumlah ruas jalan tol di Sumatera. Yang bahkan belum diresmikan sudah mengalami kerusakan.

“Ini akibat ‘asal bapak (presiden) senang’. Ya itulah kondisi bangsa kita saat ini. Tidak memikirkan bagaimana ketahanannya sampai berapa tahun ke depan. Jangan sampai Tol IKN ini bernasib seperti tol-tol yang rusak itu. Bagi saya tol yang bagus itu hanya Tol Jagorawi,” ujar akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata tersebut.

Baginya, Tol IKN sebagai proyek strategis nasional (PSN) harus mengedepankan kualitas. Mengingat sebagai salah satu wajah konektivitas dan mobilitas dari dan menuju IKN. Pun harus dipastikan oleh pengelola nantinya sesuai dengan konsep yang diusung. Smart, green and beautiful. Karena itu jangan sampai Tol IKN justru dilintasi kendaraan yang beremisi tinggi.

“Itu nantinya menjadi tanggung jawab pengelola ya. Bagaimana memastikan pemanfaatan tol ini benar-benar sesuai dengan konsep yang diusung di IKN,” sebutnya.

Kementerian PUPR telah mengumumkan bakal melelang pengelolaan Tol IKN. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan, lelang tersebut bakal dilakukan bila proses konstruksi jalan tol di IKN telah sepenuhnya rampung dikerjakan. “Lelang dilakukan untuk mencari Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang bakal melakukan pengelolaan dan operasional jalan tol di IKN,” kata Basuki di Jakarta, Kamis (20/6).

Berdasarkan laman Kementerian PUPR, hingga akhir Mei 2024 untuk progres pembangunan jalan tol menunjukkan, untuk Seksi 3A Karang Joang-KKT Kariangau sepanjang 13,4 kilometer yakni 77 persen, Seksi 3B KKT Kariangau-Simpang Tempadung sepanjang 7,3 kilometer yakni 80 persen, dan Seksi 5A Simpang Tempadung-Jembatan Pulau Balang sepanjang 6,7 kilometer yakni 82 persen.

“Tol akan kami fungsikan Agustus,” kata Basuki yang juga menjabat sebagai Pelaksana Tugas Kepala Otorita IKN itu.

Sebelumnya dalam keterangannya kepada awak media, Ketua Satuan Tugas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Danis H Sumadilaga mengatakan, pada upacara peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI mendatang, Tol IKN Seksi 3A, 3B, dan 5A baru bisa dilintasi satu arah.

“Nanti Agustus 2024 kita coba satu arah, tiga line. Bisa dimanfaatkan untuk ke sana (menuju IKN),” ucap Danis.

Sedangkan untuk Seksi 6 yang menghubungkan Bandara VVIP-Rencana Outer Ring Road IKN sepanjang 17,02 kilometer belum terhubung. Maka akan memanfaatkan jalan nasional. Itu karena untuk Seksi 6A-6B masih terganjal masalah lahan. Di lahan proyek tersebut, meski berstatus aset dalam penguasaan (ADP) tetapi ada penduduknya.

“Yang tidak ada masalah (tanahnya), kami bisa kerja. Sambil menunggu proses PDSK Plus (penanganan dampak sosial kemasyarakatan). Tapi lumayan, sekarang kita ke sana lewat Tol Samboja (Balsam) 2,5 jam perjalanan. Kalau kita manfaatkan tol dari Balikpapan, bisa 1-1,5 jam,” kata Danis.

Di sisi lain, dalam wawancara dengan Kaltim Post sebelumnya, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim Reiza menyampaikan, untuk pembangunan Jalan Tol IKN Seksi 1B Bandara Sepinggan-Tol Balsam dalam paket batch 2.

Karena targetnya bukan operasional sebelum 17 Agustus 2024. Seperti halnya Seksi 3A Segmen Karangjoang – KKT Kariangau, Seksi 3B Segmen KKT Kariangau – Simpang Tempadung, dan Seksi 5A Segmen Simpang Tempadung – Jembatan Pulau Balang. “Dan dalam waktu dekat akan dilelang, mengingat penyelesaiannya sampai 2025,” katanya.

Dia menerangkan paket pembangunan infrastruktur yang masuk dalam batch 2, merupakan paket kegiatan yang sudah berkontrak maupun dalam tahapan lelang. Dan pengadaan lahannya juga belum tuntas.

“Jadi masih dalam proses pembebasan lahan. Dan targetnya tidak beroperasi pada 17 Agustus 2024. Tetapi setelah 2024 sampai tahun 2025,” pungkasnya. (rom)

Print Friendly, PDF & Email

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version