SANGATTA – Radeck Timo (57) seorang Warga Negara Asing (WNA) asal Jerman, ditemukan tewas di hutan lindung Wehea, Muara Wahau, Kutim.
Hal ini terjadi sesaat setelah turis tersebut hiking atau melakukan perjalanan panorama di dalam hutan bersama beberapa rekannya. Kejadian ini membuat panik warga sekitar. Jenazah lelaki tersebut pun segera dibawa keluar dari hutan, menuju rumah sakit terdekat, yakni RSUD Kudungga Sangatta.
Sayang, rumah sakit pelat merah tersebut tak bisa bertindak lebih jauh. Hal ini karena keterbatasan peralatan, autopsi luar maupun dalam. Akibatnya, lelaki asal Jerman tersebut harus dilarikan ke rumah sakit daerah di Samarinda.
Meskipun begitu, para saksi dan pemerintah setempat tetap harus meminta izin dari kedutaan besar Jerman. Bahkan, kemarin (7/1) Bupati Kutim Ismunandar dikirimi surat dari Kesbangpol Kutim, tembusan Dirjen Polpum Kemendagri, melalui Gubernur yang didisposisi ke Kaban Kesbangpol Kaltim.
Adapun kejadian tersebut, bermula dari Radeck yang melakukan perjalanan yang bermaksud menembus panorama indah Hutan Lindung Wehea, di Muara Wahau.
Mereka tiba di hutan sejak Senin (6/11), sekira pukul 13.15 Wita. Rombongan Radeck terdiri dari seorang perempuan Jerman bernama Undine Simone (57), dan pemandu wisata Andi Andranata (18). Selain itu, ada pula dua orang wisatawan asing yang berbeda arah. Namun sayang, kedua wisatawan tersebut tidak diketahui namanya.
Mereka telah berjalan dalam hutan selama setengah jam, hingga akhirnya Radeck tiba-tiba terjatuh, dan mengalami sesak napas.
Dia disarankan untuk kembali ke resort oleh Andranata, namun Radeck menolak dan mengatakan “tidak apa-apa”.
Lantas, lelaki yang asalnya bertempat tinggal di kawasan Deutsch, Jerman, itu pun beristirahat, mengambil posisi duduk. Seketika itu, dia lalu rebah dan pingsan.
Sempat dilakukan pertolongan pompa dada selama dua menit oleh Undine, namun temannya tetap tidak sadarkan diri.
Lima menit berlalu. Wajah Radeck pun sudah membiru. Andranata segera bergerak menuju resort mencari pertolongan. Hingga pemandu wisata muda itu kembali bersama dua temannya, David dan Umar.
Tak tertolong lagi. Tak ada perkembangan. Diduga turis pengeksplor panorama alam tersebut sudah meninggal dunia saat itu. Lelaki kelahiran Remscheid, 19 Mei 1960 tersebut dievakuasi ke resort dengan peralatan seadanya.
Hingga sekira pukul 23.00 Wita, akhirnya jenazah berhasil dibawa keluar dari Hutan Lindung Wehea menuju ke RSUD Kudungga, di Sangatta Utara, Kutim.
Sampai akhirnya mereka tiba di RSUD Kudungga, masuk ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD), kemarin (7/11), sekira pukul 03.30 Wita dini hari.
Saat itu, mereka diterima oleh dr Nanda dan dr Jihan Febrianto, ke kamar jenazah. Namun, jasad belum bisa diperiksa karena pihak rumah sakit menunggu permintaan dari keluarga melalui Kedubes Jerman di Jakarta.
Sebab, tindakan pemeriksaan luar atau dalam perlu konfirmasi kedubes. Ditambah, RSUD Kudungga Sangatta belum memiliki dokter khusus forensik untuk melakukan pemeriksaan dalam.
Pihak rumah sakit pelat merah tersebut pun menyarankan, autopsi dilakukan di Samarinda yang jaraknya lima jam perjalanan darat, atau Balikpapan yang berjarak delapan jam. Adapun Undine telah meminta persetujuan dari kedubes Jerman di Jakarta via email. Dia masih menunggu balasan jawaban.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Kutim Andika Darmasena membenarkan terjadinya musibah tersebut. Dia mengatakan masih menunggu hasil visum.
Setelah hasil visum keluar, pihaknya akan mengirimkan ke kedutaan Jerman untuk pemberitahuan.
“Dari hasil visum tidak ditemukan luka ditubuhnya,” singkat Andika. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: