bontangpost.id – Ujian akhir semester sekolah di jenjang SD dan SMP memakai skema tatap muka. Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Saparudin mengatakan langkah ini sekaligus sebagai simulasi. Menyambut pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, Juli mendatang.
Meski demikian, tiap sekolah wajib memperhatikan protokol kesehatan (prokes). Supaya dapat menekan penyebaran virus korona di Kota Taman. Terkhusus bagi pelajar, guru, maupun orangtua.
Menurutnya masing-masing rombongan belajar (rombel) hanya dijatah beberapa hari dalam sepekan. Mata uji yang digelar tatap muka pun merupakan pelajaran yang jadi penentu kenaikan tingkat bagi siswa.
“Sekaligus kami uji coba sekolah terapkan tatap muka sesuai standar prokes,” ujar Saparudin
Nantinya hasil simulasi ini akan menjadi bahan evaluasi Disdikbud. Sebelum memulai PTM terbatas. Bentuknya dengan memantau adakah yang terpapar pada pihak terlibat dalam ujian akhir semester ini.
Sementara Kepala SDN 003 Bontang Selatan Henriani mengatakan satu ruang ujian diisi maksimal 20 siswa. Artinya rombel yang ada dipecah menjadi dua. Satu hari siswa akan menempuh ujian di kelas selama dua jam. Mencakup dua mata uji per harinya.
“Terkait pengaturannya Disdikbud mempercayakan kepada kami yang ada di sekolah,” ujar Henriani.
Proses ujian ini sudah berlangsung sejak Senin (14/6) lalu. Tiga hari awal diperuntukkan bagi siswa kelas 4,5, dan 6. Tiap tingkatan itu dibagi dalam dua sif. Sif pertama merupakan nomor absen 1-20. Masuk pada 07.30 hingga 09.30 Wita.
Kemudian panitia ujian memberlakukan waktu istirahat selama 20 menit. Sebelum masuk kloter rombel selanjutnya. Ia memastikan tidak ada bocoran soal ujian saat jeda waktu itu. Termasuk proses bertemu di pergantian sifnya.
“Karena ada waktu istirahat itu jadi mereka yang bulang tidak jumpa dengan rekannya yang masuk,” sebutnya.
Ada enam mata uji yang diselenggarakan secara luring. Meliputi IPA, matematika, Bahasa Indonesia, SPDB, IPS, dan PKN. Sementara Agama, PJOK, dan Bahasa Inggris diujikan dalam skema daring. “Jadi tiap hari ada dua mapel yang ditempuh siswa. Dalam dua jam itu,” urainya.
Disinggung mengenai prokes, sekolah telah melakukan sesuai prosedur. Siswa dipastikan tidak membuka masker saat berada di sekolah. Termasuk melarang orangtua membekali makanan atau uang saku. Sehingga berpotensi untuk membuka masker di area sekolah.
Selain itu siswa juga wajib mencuci tangan sebelum masuk ruangan ujian. Serta tempat duduk telah diatur jaraknya oleh pihak sekolah. Sebelumnya pun telah ada pendampingan dua kali dari puskesmas. Petugas kesehatan itu melakukan pengecekan sarana prokes. Bila ada kekurangan maka harus dilengkapi sebelum pendampingan kedua.
“Pada pendampingan terakhir itu memastikan kesiapan sekolah,” pungkasnya. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post