Dicabutnya subsidi Tarif Tenaga Listrik (TTL) bagi pelanggan listrik golongan 900 Volt Ampere (VA) dengan kategori rumah tangga ekonomi mampu juga dikeluhkan kebanyakan warga. Mereka menilai, seharusnya di tengah sulitnya ekonomi saat ini, pemerintah harus membantu mensejahterakan rakyatnya, bukan justru semakin menyengsarakan rakyat dengan menaikkan seluruh kebutuhan hidup seperti listrik, air, maupun harga-harga kebutuhan pokok lainnya.
Saat diwawancarai Bontang Post, salah satu warga Jalan Tenggiri RT 25 Kelurahan Tanjung Laut Indah bernama Mustafa mengaku tak setuju dengan adanya kenaikan tarif listrik ini. “Jangan dinaikkan kalau bisa, apalagi kebutuhan sekarang sudah naik semua. Tolong kepada pemerintah, kasian kami ini sebagai rakyat kecil,” keluhnya.
Keluhan senada juga diutarakan Umiati. Warga Jalan Selat Banda RT 35 Tanjung Laut Indah itu selain mengeluhkan dicabutnya subsidi listrik, dia juga turut mengeluhkan atas naiknya tarif air PDAM. Menurutnya, sehari-hari hanya berjualan makanan ringan saja, membuat penghasilannya hanya pas-pasan untuk membiaya hidupnya.
“Bapaknya (suaminya, Red.) tidak kerja lagi. Hanya jualan sama saya saja. Pembeli juga sepi. Belum lagi anak masih sekolah. Sebulan kontrakan bayar terus. Kalau dinaikkan begini biaya listrik dan air, mau makan apa kami ini sementara pemerintah tidak pernah memberi bantuan,” terangnya.
Sementara Aisyah, salah satu warga Kelurahan Telihan juga mengeluhkan hal yang sama. Bahkan kata dia, saking mahalnya, dia mengumpamakan saat ini bayar air sudah setara dengan membeli emas seharga satu gram, bahkan bisa lebih.
“Mahal sekali kalau bayar air sekarang. Padahal pemakaiannya dirumah tidak seberapa. Kasian kami ini rakyat kecil kalau apa-apa terus dinaikkan. Mohon pemerintah untuk menurunkan kembali tarif air PDAM,” sebutnya. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: