Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Sydney dan Data61 dari CSIRO selama dua tahun menemukan ada 2.040 aplikasi di Google Play Store dianggap berbahaya dalam beberapa hal.
Seperti dilaporkan GSM Arena, Rabu (26/6), aplikasi tersebut kabarnya memerlukan jumlah izin yang mencurigakan dan ada klaim bahwa terdapat malware.
Penelitian ini juga mencakup sekitar satu juta aplikasi di Google Play dan menemukan masih ada sebagian besar aplikasi palsu tanpa malware.
Namun, masih memerlukan izin untuk mengakses data yang tidak terkait dengan bisnis mereka. Misalnya aplikasi Hill Climb Racing atau Temple Run.
Diklaim para peneliti menggunakan neural nerworks dan machine learing untuk memproses satu juta aplikasi tersebut.
Algoritma itu ditetapkan untuk mencari deskripsi teks yang sama dan ikon secara visual mirip dengan 10.000 aplikasi paling populer di Play Store.
Algoritma itu juga melihat mengembalikan 49.608 ancaman potensial. Studi itu juga menggunakan VirusTotal.
Sekitar 7.246 aplikasi ditandai sebagai berbahaya serta 2.040 di antaranya palsu dan aplikasi berisiko tinggi.
Selain itu, terdapat 1.565 yang setidaknya meminta lima izin sensitif dan sebanyak 1.407 menanamkan perpustakaan iklan pihak ketiga.
Tim Google juga telah melaporkan bahwa jumlah pengiriman aplikasi yang ditolak telah meningkat lebih dari 55 persen dibandingkan tahun lalu.
Aplikasi yang ditangguhkan juga diklaim mengalammi peningkatan 66 persen. (mg9/jpnn)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post