1.156 Anak di Bontang Alami Stunting

Ilustrasi

bontangpost.id – Perhatian pemerintah untuk mengentas persoalan stunting terus dilakukan. Seluruh instansi pemerintah saling membahu untuk mencari sebuah formulasi.

Hasilnya, Dinas Kesehatan Kota Bontang mendata sebanyak 1.156 anak di Kota Bontang pada 2022 mengalami stunting dengan jumlah prevalensi stunting sebesar 21 persen. Presentase di tahun tersebut mengalami penurunan sebanyak 5,3 persen dari 2021 lalu yakni sebesar 26,3 persen.

“Data tersebut berdasarkan hasil survey status gizi Indonesia (SSGI),” ucap Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Diskes Bontang Jamilah Sayuthi  kepada redaksi bontangpost.id.

Dijelaskan Jamilah, 1.156 anak tersebut merupakan Balita berusia 0-59 bulan. Angka tersebut diperoleh dari total 5.060 Balita yang melakukan pemantauan pengukuran di Posyandu. Seperti lingkar kepala, tinggi badan, dan berat badan.

“Jadi, kita hitung berdasarkan yang datang ke Posyandu dan melakukan pengukuran. Nah, semakin sedikit yang datang ke Posyandu maka akan semakin tinggi prevalensi stuntingnya. Sedangkan kalau semakin banyak yang datang maka semakin rendah angka prevalensinya ,” urainya.

Untuk saat ini pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk menekan angka stunting. Seperti pendampingan pemberian makanan tambahan (PMT) kepada anak yang mengalami stunting melalui dana stimulan RT. Tujuannya untuk mencapai target nasional sebesar 14 persen pada 2024 mendatang.

“Kalau tahun ini target kami turun menjadi 16 persen. Dan untuk mencapai itu kami melakukan pendataan secara by name by adress. Dan melakukan penanganan langsung dengan menggandeng CSR perusahaan,” tuturnya.

Sejauh ini, upaya lain yang dilakukan adalah membentuk orangtua asuh dan memberikan nutrisi tambahan melalui program satu butir telur setiap hari. Dalam hal itu, kepala daerah langsung melibatkan setiap OPD untuk menyumbangkan telur.

“Kemarin programnya sudah diluncurkan. Setiap perusahaan punya tanggung jawab terhadap wilayah stunting. Tapi, kalau yang program satu telur setiap hari itu masih belum berjalan,” bebernya.

Sebagai informasi, tahun ini terdapat lima lokus wilayah penurunan stunting. Yakni Kelurahan Api–Api, Gunung Elai, Loktuan Berebas Tengah, serta Berbas Pantai. (*) 

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version