bontangpost.id – PT Pertamina (Persero) setidaknya mempunyai 18 proyek yang masuk dalam proyek strategis nasional (PSN) yang dapat menangkal impor migas. Adapun 18 proyek tersebut terdiri dari proyek kilang, sektor hulu, hingga energi terbarukan.
“Pertamina memiliki 18 proyek strategis nasional yang berkontribusi mengurangi defisit transaksi berjalan/CAD,” tulis dokumen resmi Pertamina yang dipaparkan pada Rabu (8/6/2022), dilansir dari cnbcindonesia.com.
Adapun ke 18 proyek tersebut terdiri dari:
1. Grass Root Refinery Tuban yang ditargetkan beroperasi pada 2027. Adapun total anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) untuk proyek ini sebesar US$ 16,55 miliar.
Adapun penghematan Current Account Deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan dengan beroperasinya proyek ini diperkirakan mencapai US$ 3,32 miliar per tahun dari produksi Fuel 230 KBPD dan Petrochemical 3.111 KTPA dengan kualitas produk EURO V.
2. Petrochemical Complex Jabar yang ditargetkan beroperasi pada 2029. Total anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) untuk proyek ini sebesar US$ 16,55 miliar. Sementara penghematan Current Account Deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan dengan beroperasinya proyek ini diperkirakan mencapai US$ 2,1 miliar per tahun dari produksi Petrochemical 3.117 KTPA.
3. Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balongan Phase 1 yang ditargetkan onstream tahun ini. Total anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) untuk proyek ini mencapai US$ 0,07 miliar. Sementara penghematan Current Account Deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan dengan beroperasinya proyek ini diperkirakan mencapai 0,48 miliar per tahun dari peningkatan kapasitas kilang 25 KBPD serta produksi Fuel 29 KBPD dan Petrochemical 60 KTPA.
4. Green Refinery RU III Plaju yang ditargetkan beroperasi pada tahun 2024. Total anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) untuk proyek ini mencapai US$ 0,73 miliar dari Produksi Green Diesel 20 KBPD.
5. RDMP Balikpapan ditargetkan beroperasi pada 2024. Total anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) untuk proyek ini mencapai US$ 7,25 miliar. Proyeksi Penghematan CAD mencapai US$ 2,65 miliar per tahun dari peningkatan kapasitas kilang 100 KBPD serta produksi Fuel 139 KBPD dan Petrochemical 225 KTPA dengan kualitas produk EURO V.
6. RDMP Plaju ditargetkan beroperasi pada 2026. Total Capex US$ 1,30 miliar. Proyeksi penghematan CAD sebesar US$ 1,46 miliar per tahun dari peningkatan produksi Fuel 17 KBPD dan Petrochemical 45 KTPA.
7. Pembangunan Demoplant Biohidrokarbon dan Bioavtur di Kilang RU-IV Cilacap yang ditargetkan beroperasi pada 2024. Total Capex untuk proyek ini US$ 0,002 miliar. Adapun tahap awal fasilitas bisa melakukan hydroprocessing menjadi bio diesel & bio avtur dengan target produksi 1 KL/day. Tahap selanjutnya bisa digunakan untuk riset Pertamina & mempunyai lisensi sendiri dengan target paten teknologi katalis.
8. RDMP Cilacap yang ditargetkan operasi pada 2028. Total capex untuk proyek ini yakni sebesar US$ 5,82 miliar. Proyeksi penghematan CAD yakni sebesar US$ 1,68 miliar per tahun dari peningkatan produksi Fuel 89 KBPD dan Petrochemical 111 KTPA dengan kualitas produk EURO V.
9. RDMP Dumai yang ditargetkan dapat beroperasi pada 2026. Total Capex yakni sebesar US$ 1,30 miliar. Proyeksi penghematan CAD sebesar US$ 0,95 miliar per tahun dari peningkatan produksi Fuel 16 KBPD dan Petrochemical 364 KTPA.
10. Green Diesel Rev. TDHT RU IV Cilacap (Phase 1 & 2) yang ditargetkan onstream 2024. Adapun total capex untuk proyek ini mencapai US$ 0,27 miliar. Produksi Green Diesel Phase 1: 2,5 KBPD dan Phase 2: 6 KBPD.
11. Selanjutnya proyek Grass Root Refinery Bontang, yang hingga kini masih memerlukan arahan keberlanjutan proyek dari pemerintah.
12. Kemudian satu proyek hulu yang masuk PSN, yakni Jambaran Tiung Biru. Proyek gas ini ditargetkan dapat onstream pada tahun 2022. Adapun total capex untuk proyek ini mencapai US$ 1,67 miliar. Pembangunan fasilitas produksi gas kapasitas 330 MMSCFD. Committed contract demand 2022: 318,97 MMSCFD.
13. Pembangunan Jaringan Gas Kota yang ditargetkan onstream pada 2022. Adapun total capex untuk proyek ini yakni mencapai US$ 0,46 miliar. Adapun 40.777 Sambungan Rumah Tangga di 12 Kabupaten/Kota menggunakan dana APBN. Sementara 400.000 Sambungan Rumah Tangga di 46 Kabupaten/Kota menggunakan dana Non APBN.
14. Proyek Katalis Merah Putih ditargetkan dapat beroperasi pada 2023. Adapun total capex untuk proyek ini mencapai 0,02 miliar. Proyeksi penghematan CAD mencapai US$ 0,02 miliar per tahun dari produksi katalis sebesar 847 ton/tahun.
15. Proyek pembangunan Tangki BBM Indonesia Timur yang ditargetkan onstream 2024. Total capex untuk proyek ini yakni mencapai US$ 43,13 miliar. 13 dari 14 tangki telah selesai, untuk pembangunan tangki BBM di Maumere dilakukan bersamaan dgn Proyek Pengembangan TBBM Maumere. Menambah ketahanan stok BBM di wilayah timur sebesar 72.500 KL.
16. Pembangunan Tangki LPG Indonesia Timur ditargetkan dapat beroperasi pada 2022. Total capex untuk proyek ini mencapai US$ 40,26 miliar. 2 dari 4 Tanki LPG telah selesai, untuk tangki LPG Bima dan Kupang on progress EPC. Penambahan kapasitas stok LPG di wilayah timur 6.000 MT untuk mendukung program konversi dan mengurangi subsidi minyak tanah.
17. Gasifikasi Batu Bara Tanjung Enim yang ditargetkan dapat beroperasi pada 2026. Total Capex untuk proyek ini mencapai US$ 2,10 miliar. Pemanfaatan supply batu bara untuk diolah menjadi DME guna memenuhi kebutuhan domestik dengan target 1,4 Juta MT/tahun.
18. Pengembangan Kawasan Industri Tanggamus yang ditargetkan dapat beroperasi pada 2033. Adapun total capex untuk proyek ini mencapai US$ 0,57 miliar. Pengembangan kawasan industri Tanggamus dengan mengutilisasi lahan yang sebelumnya green field menjadi kawasan industri yang memiliki nilai komersial. (cnbcindonesia)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post