bontangpost.id – Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Kota Bontang tengah melakukan kajian mengenai skema penurunan angka buang air besar sembarangan (BABS) di Bontang.
Diketahui, menurut data sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) pilar 1 tahun 2022, sebanyak 2.123 rumah atau 2.345 KK masih BABS dan mayoritas berada di wilayah permukiman pesisir.
Kepala Bapelitbang Amiruddin Syam menjelaskan, program tersebut akan dimulai tahun ini menggunakan APBD perubahan dan swakelola. Sementara mengenai rumah yang akan dikerjakan, ia belum dapat menyebutkan jumlahnya secara pasti.
“Kami tidak dapat melakukannya secara keseluruhan ke dua ribu rumah itu, jadi pelan-pelan,” jelasnya.
Diungkapkan dia, nantinya ada rumah yang akan dibangunkan kamar mandi. Namun yang menjadi kendala ialah pembuangan. Rencananya dibuat penampungan komunal sehingga pembuangannya dijadikan satu tempat.
“Inginnya begitu, tetapi ternyata kan banyak masalah,” lanjut dia.
Adapun pihaknya bakal mencoba mengaplikasikan teknologi tepat guna berupa skema dua rumah untuk satu tempat penampungan. “Nanti kami uji coba untuk permukiman yang berada di atas laut,” ujarnya.
Jika demikian, angka BABS diharapkan mengalami penurunan, sebab diketahui presentase kelurahan di Bontang yang sudah stop BABS atau open defection free (ODF) masih sekitar 60 persen.
Diberitakan sebelumnya, Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Sekretariat Kota Bontang Dasuki mengatakan, hal itu dilakukan sebagai upaya mempertahankan dan meningkatkan sanitasi di masyarakat.
“Tahun ini dimulai. Targetnya 2024 selesai. Semoga tuntas sesuai target, karena pengentasan BABS berhubungan dengan penanganan stunting. Ada target penilaian untuk kota sehat juga,” katanya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post