“Mudah-mudahan, dua tahun kedepan, Insya Allah, Bontang sudah surplus dengan listriknya. Dan kita siap menyambut investor untuk berinvestasi di Bontang,” Neni Moerniaeni
BONTANG – Mengingat dua perusahaan besar akan segera masuk Bontang, maka penyedian listrik pun harus terpenuhi. Oleh karena itu, PLN cabang Bontang membangun 2 x 30 megawatt listrik sebagai tambahan daya yang merupakan program Presiden RI, Jokowi. Harapannya, dua tahun kedepan listrik Bontang surplus.
Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni mengatakan, ada beberapa investor yang memang akan masuk ke Kota Bontang. Salah satunya Wilma yang akan membuat refinery CVO. “Tentu sebagai pemerintah harus menyiapkan infrastruktur listriknya, apalagi, sejak tahun 2014-2015 Bontang belum surplus,” jelas Neni saat meninjau pengerjaan proyek pembangunan daya 2 x 30 megawatt PLTG di Kanaan, Rabu (10/5) kemarin.
Namun demikian, saat ini Bontang sudah mencapai rasio elektrifikasi 100 persen. Hal ini tentu merupakan bentuk syukur Pemerintah Bontang. Apalagi, Kota Taman juga mendapat tambahan daya 10 megawatt dari PT KDM. Sedangkan kondisi Bontang dari PLN masih belum surplus. Pasalnya, daya dan beban puncak, masih lebih besar beban puncak. “Tetapi karena interkoneksi Mahakam, Alhamdulillah tetap bisa terpenuhi,” ujarnya.
Neni menyatakan, saat dirinya masih menjabat sebagai anggota DPR RI, Komisi VII, dirinya berupaya bagaimana PLN dalam program Jokowi 3.500 megawatt bisa masuk di Kalimantan Timur. “Alhamdulillah di Bontang masuk 2×100 megawatt dengan menggunakan ipp PLTU, 2 x30 mega dari PLTG yang hari ini (kemarin, Red.) kami tinjau,” ungkapnya.
Jadi jika ini sudah running well, maka kebutuhan listrik di Kota Bontang untuk investor yang melakukan investasinya di Bontang. Pasalnya, dirinya sempat bertemu dengan Manajemen Pertamina, Gatot yang bertanya jika kilang refinery dibangun di Bontang bagaimana dengan penyediaan listriknya? Maka Alhamdulillah dengan dibangunnya 2 x100 megawatt ditambah 2 x 30 megawatt maka akan bertambah 160 megawatt. “Insya Allah program kami untuk membantu investor yang ingin berinvestasi di Bontang dipermudah dengan kekuatan tambahan daya dari PLN yang sedang dibangun,” paparnya.
Dijelaskan, bahwa saat ini beban puncak kebutuhan listrik di Bontang sebesar 36 megawatt. Sementara yang tersedia saat ini baik dari PLN dan PT KDM hanya sebanyak 24 megawatt. Neni mengharapkan, proyek pembangunan 2 x 30 megawatt ini agar berjalan lancar dan tanpa masalah, sehingga dalam waktu 9 bulan bisa running well. Sedangkan yang 2 x 100 megawatt, diharapkan 2 x 12 bulan sudah bisa digunakan. Tetapi biasanya, dalam praktiknya bisa 3 tahun. “Ini salah satu megaproyek Jokowi untuk memenuhi kebutuhan listrik, Alhamdulillah Bontang dipilih, mungkin saja Pak Jokowi bisa melihat langsung proyeknya,” ujarnya.
Kebanyakan, lanjut Neni, proyek nasional itu terhambat karena lahan. Beruntung, di Bontang ini lahannya sudah bersertifikat. Walaupun sebenarnya memprihatinkan karena berdekatan dengan rumah warga. “Tetapi saya minta kepada PLN dan kontraktonya yakni PT Perumahan Pembangunan agar bagaimana ada barrier (peredam) supaya masyarakat tidak terlalu bising, dan mempekerjakan tenaga lokal,” pintanya.
“Mudah-mudahan, 2 tahun kedepan, Insya Allah, Bontang sudah surplus dengan listriknya. Dan kita siap menyambut investor untuk berinvestasi di Bontang,” pungkasnya.
Sementara itu, perwakilan dari kontraktor PT Perumahan Pembangunan mengatakan kontrak kerjanya selama 9 bulan. Awalnya, 12 bulan, tetapi pemerintah dan PLN meminta 9 bulan sudha harus beroperasi. Untuk pekerjanya, 40 orang tenaga pendatang dan 75 orang tenaga lokal yakni warga sekitar. “Ini merupakan paket 7 Nasional dengan pembangunan 100 megawat di 4 kabupaten, di Kaltim, Bontang lah yang masuk 4 kabupaten kota tersebut,”tutupnya.(mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: