BALIKPAPAN-Target penyelesaian Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) memang meleset. Sejumlah persoalan masih menghambat megaproyek senilai Rp 9,97 triliun itu. Faktor nonteknis memainkan peran besar. Meski demikian, proyek diperkirakan rampung tak sampai akhir tahun ini.
“Selalu ada penyesuaian terhadap hambatan yang berada di luar prediksi,” kata Kepala Balai Pengelola Jalan Nasional (BPJN) XII Refly Ruddy Tangkere, Jumat (29/3). Persoalan utama adalah terkait pembebasan tanah untuk tol. Penambahan demi keperluan teknis pekerjaan ini disebut Refly belum bisa dipastikan kapan selesai. Padahal sejumlah upaya terus dilakukan pihaknya. Termasuk pelaksanaan konsinyasi. “Masih ada 48 bidang tanah yang belum klir,” bebernya.
Dari jumlah tersebut semua merupakan tanah milik warga. Yang sebagian sudah masuk ke meja pengadilan. Namun, persoalan muncul di lapangan. Sebagian pemilik tanah yang merasa belum menerima pembayaran atau tak sesuai hitungan pejabat pembuat komitmen melakukan sejumlah upaya menghalangi pekerjaan proyek. “Karena itu rencananya Senin (1/4) kami akan rapat koordinasi dengan Polda Kaltim dan stakeholder terkait. Mencari solusi mengenai kondisi di lapangan,” ujar Refly.
Persoalan tanah ini disebut membuat pihaknya membuat target operasi terkini. Di mana dalam rekapitulasi progres di masing-masing seksi Tol Balsam akan rampung pada Juli 2019. Padahal dari data progres terakhir target operasi paling lambat pada Juni 2019, yakni di Seksi 5A (lihat grafis). “Target Juli 2019. Dengan catatan akan bergeser targetnya, jika persoalan tanah ini belum selesai,” sebutnya.
Selain persoalan tanah, sejumlah hal teknis juga masih menjadi kendala. Terbaru, timnya menemukan titik longsor di badan jalan tol. Yakni di Seksi 5 STA 8. Menyebabkan tanah yang sebelumnya sudah ditimbun ambles. Karena faktor alam, kejadian ini disebut di luar prediksi pihaknya. “Dalam pekerjaan ada uncertain condition. Ini yang memerlukan banyak penyesuaian,” ungkapnya.
Terkait kelanjutan Tol Balsam hingga tembus ke Bontang, Refly menerangkan masih dalam tahap feasibility study. BPJN XII belum bisa memastikan kapan memulai proyek tersebut. Untuk saat ini, pertanyaan tersebut belum bisa dijawab. Karena pihaknya masih fokus menyelesaikan proyek tol yang ada saat ini.
“Tentu akan ada pertimbangan termasuk viability gap fund. Itu yang bisa menjawab dari BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol) di pusat. Namun, Tol Balikpapan-Samarinda ini bakal menjadi konsep untuk proyek selanjutnya,” tuturnya.
Namun dengan adanya Tol Balsam, Refly meyakini akan ada perubahan besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Samarinda dan Balikpapan. Meski dengan adanya Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, Samarinda akan membuat perubahan mobilisasi penumpang ke Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Balikpapan. “Multiplier effect tentu ada. Akan menumbuhkan pusat pertumbuhan baru di kedua kota ini,” sebutnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS) STH Saragi mengamini persoalan pembebasan tanah menghambat pihaknya untuk merampungkan pekerjaan tol yang menjadi cikal bakal Trans Kalimantan itu. Apalagi selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), pihaknya diberikan tanggung jawab untuk menyediakan pendanaan untuk sisa pembebasan tanah di Tol Balsam. Termasuk yang ada di Seksi 1 dan Seksi 5.
“Untuk pembebasan tanah, BUJT sudah mengeluarkan Rp 500 miliar. Sementara yang baru dibayarkan Badan Layanan Usaha Lembaga Manajemen Aset Negara (BLU LMAN) baru Rp 170 miliaran,” sebut Saragi.
Efek mundurnya target tol, pendanaan yang sejak awal dilakukan dengan kredit investasi di perbankan itu membuat pihaknya menanggung beban bunga. Karena itu, dirinya berharap apa yang menghambat pembebasan tanah bisa segera diselesaikan. “Kami ‘kan menunggu dari PPK bagaimana progresnya. Sama dengan yang di pengadilan,” imbuh Saragi.
Selain pembebasan lahan, faktor lainnya yang menghambat pekerjaan adalah kondisi alam dan faktor cuaca di Kaltim. Meski saat ini dengan kondisi badan jalan yang sudah siap, kendala tersebut sudah berkurang. PT JBS yang mengerjakan Seksi 2, 3, dan 4 menyebut sudah merampungkan 87 persen dari total pekerjaan. “Pengadaan material dari luar Kalimantan sudah tak ada masalah. Untuk target operasinya pada Mei untuk Seksi 2 dan Seksi 3. Dan di Juli untuk Seksi 4,” katanya.
Diwartakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Balikpapan, Kamis (28/3) lalu menyinggung progres Tol Balsam. Dirinya yang berjanji pada 2018 lalu sudah bisa meresmikan tol terpaksa tak bisa melakukannya. Lantaran progresnya yang hingga kini belum rampung.
“Ya saya pantau setiap hari (progres proyek Tol Balsam). Memang belum (selesai). Tapi progresnya tinggal 20 persen lagi. Dan insyaallah akhir 2019 ini sudah selesai. Setelah itu direncanakan akan lanjut pembangunan tolnya ke Bontang,” imbuh Jokowi. (rdh/rom/k15/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: