SANGATTA – Maskot Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kaltim 2018 memang sudah diresmikan pada rapat pleno beberapa waktu lalu. Logo berupa perpaduan antara buaya badas dengan Singa, merupakan hewan ciri khas Kutim. Ikon tersebut dinamakan ‘Buaya Gondrong’. Ternyata beberapa produsen tidak menyanggupi pembuatan ribuan boneka tersebut.
Dalam rapat persiapan PB Porprov, Wakil Bupati Kasmidi Bulang menerima laporan perihal enam pabrik yang sudah diajak bekerjasama. Namun pabrik-pabrik itu tidak menyanggupi pembuatan boneka tersebut. Tingkat kesulitan menjadi pertimbangan ke enam pabrik yang berlokasi di Jawa Barat tersebut. Selain itu, biayanya pun terhitung sangat mahal.
“Iya memang benar, kami mendapat laporan langsung dari pengurus perihal boneka itu. Memang sedikit sulit. Tapi maskot tersebut sudah disepakati pada rapat pleno,” ujarnya ditemui usai rapat persiapan porprov di Gedung Serba Guna Bukit Pelangi, belum lama ini.
Dirinya akan berupaya untuk merealisasikan maskot tersebut. Dia mengatakan akan mencari pabrik lain yang akan memenuhi permintaannya. Baginya merubah buaya gondrong tidak mudah. Banyak hal yang menjadi pertimbangan, terutama perihal ketetapan pada rapat di hadapan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kaltim.
“Saya optimis buaya gondrong akan tetap menjadi maskot kita. Tidak mudah jika harus diubah kembali. Pasalnya mengumpulkan banyak orang untuk melakukan rapat itu sangatlah sulit. Harus ada persiapan lagi,” ujarnya.
Kasmidi mengatakan ribuan boneka tersebut harus sama, mulai dari ukuran, warna, dan spesifikasi bentuknya. Sehingga pengerjaannya harus dilakukan oleh pabrik besar. Menurutnya maskot merupakan salah satu hal yang krusial. Sehingga tidak dapat dikelola oleh sembarang orang.
“Maskot itu akan diproduksi seragam dan dalam jumlah banyak. Saya tidak bisa menyerahkan pada sembarang orang. Maka dari itu saya akan menyerahkan pada produsen yang menyanggupi. Mengenai anggaran akan kami siapkan,” katanya.
Selain itu ia meminta pada masyarakat, terutama pengrajin, dan pengusaha dapat membuat kerajinan yang berbentuk buaya atau apapun. Sehingga dapat menjadi oleh-oleh saat Porprov dilaksanakan.
“Saya meminta masyarakat yang dapat membuat kerajinan, bisa berkreasi. Menjual hasil karyanya sebagai oleh-oleh untuk ribuan tamu kita nanti. Biasanya benda unik memiliki daya jual yang tinggi,” tutupnya. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: