Tidak mudah untuk bisa lolos seleksi dan menjadi pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) di Istana Negara. Namun, Fulgentia Marianne membuktikan bahwa dia bisa.
LUTFI RAHMATUNNISA’, Bontang
Tautan pendaftaran paskibraka masuk ke grup WhatsApp sekolah Fulgentia Marianne, awal Februari 2022. Tanpa berpikir panjang, dia memutuskan untuk mengisi formulir. Bersaing dengan siswa lainnya seantero Kaltim untuk bisa mengibarkan bendera saat perayaan HUT Indonesia.
Siswa kelas X SMA Yayasan Vidya Dahana Patra (Vidatra) ini sejatinya tidak menguasai benar kemampuan baris-berbaris. Namun, tekad yang besar membuatnya percaya diri. Terlebih, dengan menjadi paskibraka, impian perempuan yang karib disapa Dency itu menjadi polwan lebih bisa dijangkau.
“Sejak SD saya sudah ingin menjadi paskibraka,” terang siswa 16 tahun itu ditemui di sela latihan fisik di area GOR PKT, Kamis (26/5/2022).
Menyadari tak memiliki bekal cukup untuk mengikuti seleksi tahap awal, Dency bersama beberapa rekannya meminta Luqman Doddy Ramadhani melatih. Luqman merupakan paskibraka yang bertugas di Istana Negara tahun lalu.
“Saya akui kalau baris berbasis saya kurang menguasai. Tapi karena keinginan dari SD untuk masuk paskibraka, saya berlatih fisik. Seperti lari dan sebagainya,” ungkap Dency.
Pada hari yang ditentukan, Dency bersama 200 siswa SMA se-Kota Bontang mengikuti tahapan seleksi awal. Seperti tes wawasan kebangsaan, psikologi samapta (kesiapan fisik), dan kemampuan Peraturan Baris Berbaris (PBB).
Atas tekad dan usaha kerasnya, ia lolos dengan memenuhi tahapan seleksi dan persyaratan yang ditetapkan pemerintah melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dispopar) Bontang. Seperti memenuhi standar tinggi badan calon paskibraka. Untuk putri, tinggi badan minimal 160 cm, sementara Dency lebih tegap, dengan tinggi 169 cm.
Bahkan, Dency di dapuk menjadi salah satu peserta terbaik tingkat kota yang kemudian mengikuti seleksi tingkat provinsi selama tiga hari bersama 4 pelajar lainnya. Diakui Dency, tak ada yang berbeda pada rangkaian tes seleksi di tingkat kota. Namun, seleksi tingkat provinsi lebih mengutamakan kemampuan PBB, tinggi badan, dan penampilan sangat mendukung untuk lolos ke tahap berikutnya.
Meski dinyatakan lolos menjadi paskibraka, putri tunggal pasangan Luluk Suprianto dan Frasisca Olivia ini tetap memaksimalkan latihan. Dengan tetap mengikuti pelatihan secara mandiri maupun bersama rekannya di paskibra di Bontang. Hal ini untuk memastikan agar kondisi tubuh tetap fit sebelum ikut pemusatan latihan di Jakarta.
“Kalau pola makanan tidak boleh sembarang makan. Terutama makanan yang pedas dan enggak boleh minum air es juga,” ujar gadis penghobi voli ini.
Hingga kini, dia belum tahu kapan akan menjalani latihan di Jakarta. Namun dari informasi yang ia terima, pemusatan latihan kemungkinan digelar awal Juli. “Sambil menunggu, saya juga lagi menyiapkan berkas untuk pemusatan latihan di Jakarta nanti,” tandasnya.
Diketahui, selain Dency, satu siswa lainnya yang mewakili Kaltim adalah Muhammad Remyza Baihaqy asal SMA Negeri 2 Samarinda. (edw)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post