bontangpost.id – Mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe (67) meninggal dunia setelah menjadi korban penembakan. Mantan PM Jepang Shinzo Abe diketahui ditembak dari belakang saat berpidato di kota Nara, dekat Stasiun Yamato-Saidaiji pada Jumat (8/7/2022) pukul 11.30 waktu setempat.
Dilansir dari BBC, Badan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana mengkonfirmasi bahwa Abe mengalami luka tembak di leher kanannya, dan juga mengalami pendarahan di bawah bagian kiri dadanya. Kondisi Abe sempat dikabarkan kritis sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia. Aksi penembakan ini merupakan serangan pertama kepada seorang pejabat atau mantan perdana menteri Jepang sejak zaman militerisme, yakni sebelum perang di tahun 1930-an.
Penembak Shinzo Abe diringkus polisi
Petugas keamanan di tempat kejadian telah mengamankan pria bersenjata. Tersangka merupakan Tetsuya Yamagami (41) yang tinggal di kota Nara. Media lokal melaporkan bahwa Tetsuya diyakini merupakan mantan anggota Pasukan Bela Diri Maritim Jepang atau setara dengan angkatan laut Jepang. Saat diamankan oleh petugas, Tetsuya bahkan tidak berusaha untuk melarikan diri.
Yamagami segera dijatuhkan ke tanah oleh pihak keamanan sesaat setelah insiden penembakan terjadi.
Berdasarkan foto-foto yang diambil saat tersangka ditangkap, terlihat bahwa tersangka menggunakan senapan laras ganda buatan sendiri atau improvisasi untuk melancarkan aksinya.
Motif penembakan Shinzo Abe
Dikutip dari NDTV, Tetsuya telah merencanakan aksinya. Ia bahkan diyakini berdiri sekitar 10 kaki di belakang Shinzo Abe ketika menekan senapannya. Ketika ditangkap oleh petugas, Tetsuya mengungkapkan motif penembakan yang dilakukannya. Laporan menyebutkan, Tetsuya telah menargetkan dan memiliki niat membunuh Abe. Hal tersebut dilakukannya lantaran ia merasa tidak puas dengan Shinzo Abe. Motif itu diungkap Tetsuya saat diinterogasi oleh polisi. Tetsuya kini ditahan di kantor polisi Nara Nishi. Atas tindakan tersebut, Tetsuya didakwa dengan percobaan pembunuhan.
PM Jepang mengutuk keras serangan
Perdana Menteri Jepang saat ini, Fumio Kishida mengutuk keras aksi penembakan tersebut sebelum Abe dinyatakan meninggal dunia. Bahkan rakyat Jepang dan para pemimpin dunia terkejut atas kekerasan yang terjadi di negara mereka. Sebab, kekerasan politik di Jepang sangat jarang terjadi. Bahkan kepemilikan senjata dikontrol dengan ketat. “Serangan ini adalah tindakan kebrutalan yang terjadi selama pemilihan – dasar dari demokrasi kita – dan benar-benar tak termaafkan,” kata Kishida, dilansir dari Reuters. (kompas)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post