bontangpost.id – Antrean truk untuk mendapatkan solar di Kota Bontang dikeluhkan pedagang dan pengusaha yang berada di pinggir jalan sekitar SPBU.
Panjangnya antrean ditambah saat SPBU menerapkan penggunaan fuel card. Sehingga hanya melayani pemilik kartu. Sopir yang tidak memiliki fuel card pun beralih ke SPBU yang belum menerapkan fuel card.
Dari pantauan media ini, tidak sedikit pedagang di sekitar SPBU yang melarang truk antre di depan lapak mereka. Bahkan ada yang memasang tanda supaya truk tidak parkir di depan tempat usaha mereka.
“Jadi sepi jualan, orang malas kayaknya mampir karena banyak truk antre,” sebut salah satu pedagang di sekitar SPBU yang enggan disebut namanya.
Ketua DPRD Bontang Andi Faizal Sofyan Hasdam pun menyarankan agar SPBU yang berada di dalam Kota Bontang tidak lagi melayani penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar.
SPBU dalam kota diminta hanya melayani pembelian BBM jenis Pertamax dan Pertalite. Untuk pengisian BBM jenis solar, hanya diperbolehkan di SPBU Kilo 3 dan Kilo 8. “Sehingga tidak mengorbankan pengusaha maupun pedagang yang ada di dalam perkotaan,” ucapnya, Senin (11/7/2022).
Ia yakin solusi ini bisa mengurangi kemacetan antrean truk yang mengisi solar di dalam kota. Menurutnya, saat ini tinggal ketegasan pemerintah untuk melakukan koordinasi dengan Pertamina, sehingga kuota solar untuk Kota Bontang hanya difokuskan di dua SPBU.
“Di daerah lain banyak sudah yang begitu, menanggulangi antrean solar dalam kota,” ucapnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post