bontangpost.id – Kontroversi penggunaan air bekas lubang tambang untuk air baku disebut menjadi langkah paling efektif dan ekonomis. Perumda Tirta Taman memang tengah melirik potensi untuk memanfaatkan Waduk Marangkayu di Kutai Kartanegara (Kukar). Namun memasok air baku dari sana menurutnya tidak mudah. Ada kendala. Semisal kendala lahan.
“Tapi masih diupayakan. Informasi dari provinsi, di 2021 sudah penggenangan,” beber Direktur Perumda Tirta Taman, Suramin, Rabu (24/6/2020) lalu.
Selain itu, ada juga rencana dari pemerintah pusat dan Pemprov Kaltim untuk membangun Bendungan Suka Rahmat, Kutim. Pembangunan ini, salah satunya, dimanfaatkan untuk sumber air baku.
“Upaya ini tak mudah. Saat ini proses studi kelayakan masih berlangsung. Setelahnya baru masuk ke DED (detail engineering design),” sebutnya.
Lantaran keduanya membutuhkan waktu panjang, Tirta Taman lantas melirik potensi eks lubang tambang IMM. Karena menurutnya ini bisa dieksekusi lebih cepat. Dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku ke Bontang. Dimaksud lebih cepat ialah, Tirta Taman bisa segera menarik dan mengolahnya. Suramin pun menilai biayanya tak semahal menggunakan air tanah.
“Bisalah memenuhi kebutuhan air untuk jangka pendek dan menengah,” kata Suramin.
Kata Suramin, kapasitas air di dua eks lubang tambang IMM mencapai 20 juta kubik. Ini cukup untuk memenuhi kebutuhan air baku Bontang yang mencapai 14-15 juta kubik per tahun.
“Dari lokasi (eks lubang tambang) sampai ke perbatasan Bontang sekitar 30 kilometer,” katanya.
Dari rapat bersama DPRD Bontang, IMM dan Tirta Taman, Selasa (23/6/2020), DPRD mendorong dibentuk tim gabungan untuk meneliti kelayakan air eks tambang. Kata Suramin, pihaknya optimistis wacana ini terealisasi. Paling lama dalam tiga tahun mendatang.
“Kalau perizinan beres, bisa cepat ini,” sebutnya.
Dalam rapat di sekretariat DPRD Bontang Selasa (23/6/2020), Head HSEC Indominco Mandiri (IMM) Taryono menjelaskan terdapat empat water treatment plant (WTP) yang digunakan PT IMM. Berasal dari kolam tambang tersebut. Sebagian langsung dapat dikonsumsi.
“Sebagian yang kami pakai dengan menggunakan teknologi Kangen Water. Hasilnya PH air 9,” kata Taryono.
Ia pun menggaransi kelayakan kualitas air kolam bekas tambang itu. Sebab, telah mendapatkan proses pengujian. Serta memenuhi empat parameter air yang dibutuhkan sebagai sumber air baku.
Adapun tawaran untuk menggunakan kolam bekas tambang dipandangnya cukup ekonomis. Pasalnya, pemerintah hanya mendapat jatah pemipaan. Tepatnya dari sumber kolam ke Bontang. Pun demikian dengan perizinannya.
“Daripada membangun Bendali Suka Rahmat berbiaya besar. Kalau ini (kolam) tinggal pakai,” pungkasnya.
Sebelumnya, Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim, Pradarma Rupang menolak keras wacana Perumda Tirta Taman untuk memanfaatkan kolam eks tambang PT Indominco Mandiri (IMM). Sebagai sumber air baku bagi masyarakat Bontang.
“Bila dikonsumsi, air tersebut dapat menyebabkan gangguan pencernaan, penebalan dinding usus, dan gejala kanker hingga merusak saraf-saraf manusia lainnya. Terparah bagi ibu hamil dapat menyebabkan kecacatan pada janin atau gagal lahir,” jelasnya. (kpg/rdh/k15)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post