bontangpost.id – Musim kemarau yang diakibatkan el nino selama beberapa pekan terakhir berpotensi menurunkan produksi dan stabilitas harga pangan di Bontang.
Fenomena alam itu turut dirasakan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Bontang. Upaya mitigasi tengah dilakukan untuk meredam gejolak harga pangan di masyarakat.
“Persoalan ini menjadi salah satu daftar yang masuk dalam pembahasan kami bersama Kementrian,” kata Kabid Ketahanan Pangan DKP3 Bontang Idhamsyah saat dikonfirmasi, Senin (7/8/2023).
Kata Idham, kekeringan ekstrem yang diprediksi terjadi hingga September cukup mengkhawatirkan. Sebab, 90 persen bahan pangan di Bontang didatangkan dari luar daerah. Khususnya Pulau Jawa dan Sulawesi. Apalagi kemarau panjang dikhawatirkan berimbas pada kenaikan harga bahan pokok.
“Kekhawatiran pasti ada karena musim kemarau ini. Potensi gagal panen juga ada. Nah, kalau daerah itu gagal Bontang bisa kesulitan dapat bahan pangan,” sambungnya.
Solusi sementara yang diambil pihaknya berupa penguatan koordinasi dengan pemerintah pusat maupun stakeholder terkait. Kendati demikian ia memastikan akan mengambil tindakan lebih lanjut.
“Belum ada pembahasan yang detil untuk mengantisipasi kejadian ini. Nanti akan kami bahas lebih lanjut,” serunya.
Pun, ia memastikan stok pangan untuk masyarakat selama musim kemarau aman, sebab kini terpantau tidak ada gejolak harga pangan yang berarti di pasar.
Tak hanya itu, Idham mengaku bahwa Pemkot Bontang memiliki stok pangan berupa beras, telur, dan kacang-kacang an. Jika stok pangan kosong ataupun harga pangan naik, maka ketersediaan pangan masih terjaga.
“Kami (Pemkot Bontang) sudah ada stok pangan di Bulog Samarinda. Jadi kalau memang di lapangan langka kami sudah punya cadangan pangan,” tuturnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post