Total Rp 60 Miliar, Kontrak Diputus 1 Januari, Dijamin Tak Ada Penalti
BONTANG – Kerja sama antara Pemkot Bontang dengan BNI Life terkait tabungan kesejahteraan purna tugas pegawai sudah berakhir per Minggu (1/1) lalu. Rencananya, tabungan itu akan dicairkan Maret mendatang.
Wakil Wali Kota Bontang Basri Rase mengatakan, Pemkot telah melakukan pembahasan terkait persoalan ini dengan BNI Life sejak beberapa bulan lalu. Dari hasil pembahasan itulah, kedua belah pihak setuju memutuskan kerja sama.
“Iya memang benar kerja sama sudah diputus,” kata Basri Rase saat dikonfirmasi, Senin (2/1) tadi malam.
Kendati kontrak telah berakhir, tak serta merta dapat dilakukan pencairan. Pasalnya, pihak BNI Life meminta waktu sekira satu setengah bulan untuk melakukan proses verifikasi data hingga proses pencairan.
“Salah satu prosesnya adalah melakukan verifikasi data, yakni mencocokkan data BNI Life dengan data di BKD (Badan Kepegawaian Daerah),” terang Basri.
Setelah proses itu selesai, pihak BNI life akan mengucurkan dana tersebut melalui BKD Bontang. Proses ini membutuhkan waktu sekira satu atau dua minggu.
“Artinya butuh waktu dua bulan untuk prosesnya, jadi diperkirakan bisa dicairkan di bulan Maret. Jumlah keseluruhan dana yang akan dicairkan sekira Rp 60 miliar, angka tepatnya saya tidak begitu ingat,” ujarnya.
Dia juga menjelaskan bahwa sebelum melakukan pemutusan kerja sama, telah dilakukan addendum terhadap isi kontrak. Yakni mengenai sanksi penalti kepada nasabah sebesar 5 persen jika salah satu pihak memutuskan kerjasama.
“Mengenai hal itu, sudah di-addendum. Jadi tidak ada penalti, Pemkot dan BNI Life sudah menyepakati soal ini,” tuturnya.
Beberapa waktu lalu, Forum PNS dan Non PNS sudah meminta agar tabungan kesejahteraan purna tugas segera dicairkan.
“Akhir Desember lah kalau bisa dicairkan,” jelas Koordinator Forum PNS Bontang Tyo Senyoto beberapa waktu lalu.
Dana tersebut, sambung dia, dapat menjadi tambahan pemasukan di tengah menurunnya pendapatan pegawai.
Kerja sama Pemkot Bontang dengan BNI Life sempat menuai sorotan beberapa bulan lalu. Yakni, mulai sulitnya nasabah mengecek saldo tabungan, hingga dana Rp 9,2 miliar yang tidak diketahui siapa pemiliknya. Hal itu diketahui dari pertemuan Komisi I dan II DPRD Bontang bersama BNI Life Mei 2016 lalu.
Saat itu, Pemimpin Unit Sosialisasi BNI Life Kristiono menuturkan, kerja sama dengan Pemkot Bontang sudah terjalin sejak 2009. Nasabah yang merupakan PNS dan honorer tersebut berjumlah 3.669 orang. Kala itu, saldon tabungan sudah mencapai Rp 55 miliar. “Itu atas nama SKPD, bukan perorangan,” katanya.
Terkait dana Rp 9,2 miliar, Kristiono mengaku akan mencari tahu siapa pemiliknya. “Sebetulnya bukan tidak bertuan, hanya datanya yang belum ditemukan. Kami akan melakukan rekonsiliasi dengan pemerintah untuk mengetahui pemilik dana itu,” tuturnya. Sejak rapat tersebut, pihak BNI Life dan Pemkot intens melakukan pembahasan. Termasuk sudah menyelesaikan persoalan data pemilik dana senilai Rp 9,2 miliar yang sebelumnya tak bertuan. (hd)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post