“Sulit sekali mau minum di sana (Palu, Red.), malah banyak orang ambil air dari got dan dimasukkan ke dalam galon untuk minum,”
–Dawiyah, Korban Gempa dan Tsunami Palu–
BONTANG – Pascagempa dan tsunami yang melanda Kota Palu, Sulawesi Tengah, membuat warga masih trauma. Warga yang tak tidak berani pulang ke rumah, memilih hijrah ke Bontang mendatangi sanak saudara.
Selain pasokan bantuan yang belum merata kepada korban gempa Palu, kebutuhan warga yang lain ialah masalah air. Seorang pengungsi asal Palu, Dawiyah Sahipa (33) yang mendatangi keluarganya di Bontang mengatakan, selama dirinya mengungsi di Palu belum ada bantuan datang. Bahkan saking sulitnya air bersih beberapa korban nekat mengambil air parit.
“Sulit sekali mau minum di sana (Palu, Red.), malah banyak orang ambil air dari got dan dimasukkan ke dalam galon untuk minum,” katanya saat ditemui di rumah iparnya, di Jalan Awang Long, Bontang Utara, Kamis (4/10) kemarin.
Karena kondisi serba sulit, akhirnya Dawiyah, ibu, anak, cucu, dan menantu memutuskan naik pesawat Hercules menuju Balikpapan, untuk selanjutnya menuju Bontang. Dia dan keluarga dengan total 10 orang sampai Kota Taman pada Kamis (4/10) kemarin.
“Saya ke Bontang untuk mendatangi suami saya. Suami saya baru 5 bulan menetap di Bontang,” ujarnya.
Namun sesampainya di Bontang, suami Dawiyah, Gudiman Ahmad Bahrum (47) sudah lebih dulu bertolak ke Palu.
“Ternyata suami saya berangkat ke Palu untuk jadi relawan. Ini baru saja saya bisa hubungi dia (suami, Red.), kemarin-kemarin tidak bisa karena tidak ada listrik untuk isi daya ponsel,” kata Dawiyah.
Diceritakan Dawiyah yang tengah hamil besar ini, ketika bencana gempa bumi dan tsunami terjadi, dirinya bersama keluarga sedang berada di dalam rumah. Merasakan guncangan yang luar biasa besar, ,ereka pun saling berpegangan dan berlari keluar rumah mencari tempat yang aman.
“Pokoknya saya lari keluar rumah, kami saling berpegangan semua lari ke gunung,” kenangnya.
Kondisi kehamilan Dawiyah pun sudah menginjak 9 bulan dan diprediksi akan melahirkan pada 28 Oktober mendatang. Hanya saja, Dawiyah ingin dilakukan operasi cesar karena sekaligus untuk tutup kandungan (steril).
“Jadi sebelum tanggal 28 saya harus segera dioperasi, kalau perkiraan normal tanggal 28 lahirnya,” tandasnya. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post