Oleh: Dahlan Iskan
Kegembiraan meluap. Tepuk tangan menggemuruh. Sabrina sendiri berkaca-kaca. Memberikan jempol ya pada pendukungnya. Yang memenuhi ruang sidang. Suaminya mendoyongkan duduknya ke depan. Dua telapak tangannya tertangkup di wajah. Seperti sangat lega. Lalu mengepalkan tinjunya. Kuat-kuat.
Bebas. Lega.
Hakim membebaskan Sabrina Meng Wanzhou dari tahanan kurungan. Menjadi tahanan rumah. Selama tujuh jam. Antara jam 11 malam sampai jam 6 pagi. Dilanjutkan dengan tahanan kota selama 17 jam. Antara jam 6 pagi sampai 11 malam. Tiap harinya begitu. Sampai perkaranya nanti disidangkan. Dan diputuskan: bebas penuh atau diekstradisi ke Amerika. Untuk diadili di New York. Dengan ancaman hukuman 30 tahun.
Sidang ekstradisi itu baru akan diadakan tanggal 7 Februari 2019. Sidangnya akan sangat lama. Bisa berbulan-bulan. Di pengadilan yang sama: Vancouver, Canada.
Pengadilan ini sangat khusus. Terdakwa dilindungi dua lapis kaca. Anti peluru. Pengadilan ini dibangun setelah ada pembajakan pesawat dulu. Untuk mengadili pembajaknya.
Pada sidang hari ketiga kemarin hakim akhirnya menerima penjaminan Sabrina: dua rumahnya, uang Rp 15 miliar, dan banyak lagi.
Saya sebut ‘banyak lagi’ karena teman-teman Sabrina di Vancouver ikut jadi penjamin. Misalnya pemilik perusahaan broker rumah. Ia menjaminkan dirinya. Kalau sampai Sabrina lari ia bersedia masuk penjara. Sebagai gantinya.
Sabrina dulu, katanya, membeli rumah lewat ia. Baik pembelian tahun 2007 maupun tahun 2014. Yang akhirnya menjadi teman. Ia melihat tidak layak Sabrina ditahan. Rumah pribadi broker ini pun ikut dijaminkan.
Ia yakin Sabrina tidak akan lari. Ia punya harga diri. CFO Huawei. Wakil Chairman Huawei. Putri pendiri Huawei Ren Zhengfei.
Tidak hanya seorang itu. Yang mau ikut jadi penjamin. Masih beberapa orang lagi. Teman-teman Sabrina. Termasuk guru yoga ya. Mereka khawatir penjaminan suami Sabrina tidak cukup. Liu Xiaozong, suami Sabrina yang sekarang, adalah warga Tiongkok. Tidak ada gunanya penjaminan orang asing.
Usul pengacara untuk penggunaan teknologi juga diterima hakim. Sabrina dipasangi gelang. Di kakinya. Gelang elektronik. Yang ada GPS-nya.
Dengan demikian pergerakan Sabrina bisa dimonitor 24 jam. Sinyal akan tuit-tuit. Kalau dia bergerak ke luar area yang diperbolehkan.
Sabrina boleh pergi-pergi ke seluruh kota Vancouver. Bahkan ke kota Richmond. Tetangga Vancouver. Yakni pada jam 6 pagi sampai 11 malam. Tapi tidak boleh ke area di dekat bandara.
Usul lain pengacaranya juga diterima hakim: Sabrina diawasi petugas perusahaan swasta. Yang bergerak di bidang security. Selama 24 jam. Petugas itu akan menangkapnya kalau Sabrina ke luar batas. Dan biayanya dibebankan pada Huawei.
Sabrina pribadi sebenarnya tidak bersalah. Skycomlah yang dituduh Amerika. Melakukan transaksi dengan Iran. Saat Amerika menjatuhkan sanksi ke negara Islam itu.
Sabrina sudah menjelaskan: Skycom sudah dijual. Sudah bukan anak perusahaan Huawei lagi. Sabrina memang pernah jadi direktur di perusahaan satelit itu. Tapi itu sudah lama. Amerika tetap menganggap Skycom anak perusahaan Huawei. Kita belum tahu: bukti apa yang akan dipakai di pengadilan nanti.
Setidaknya Sabrina sudah keluar tahanan. Meski harus menggunakan gelang kaki. Yang mungkin kurang dia sukai. Atau justru membuatnya keren: pakai gelang kaki elektronik.
Saya lagi membayangkan: gelang kaki itu nanti seperti apa. Apakah dipakai begitu saja. Atau dihias. Diberi cover. Dari bahan yang cantik. Agar tampak modis. Sesuai dengan kemulusan kaki Sabrina.
Sudah banyak orang terkenal diwajibkan pakai gelang seperti itu. Misalnya bintang film Lindsay Lohan. Yang sering berusaha tampil seperti Marylin Monroe itu. Yang sering tampil telanjang di majalah pria itu. Dengan bayaran Rp 10 miliar itu.
Lindsay Lohan pernah memakai gelang tahanan ber-GPS seperti itu. Saat menjalani tahanan rumah. Bahkan berkali-kali. Ingat kan? Ketika Lindsay dihukum karena mabuk itu. Lalu karena narkota itu. Lalu karena nonjok temannya itu. Dan karena apa lagi ya… saya kok malas mengingat-ingatnya. Toh Lindsay bukan Annabel. Berambisi berdandan seperti Marylin Monroe pun hasilnya gagal. Di mata saya. Dia hanya berhasil dalam mengeruk uang: untuk pose-pose telanjangnya. Lihat foto-foto instagram saya: dahlaniskan19.
Babak pertama drama Sabrina berakhir kemarin. Tapi babak berikutnya akan sangat seru.
Presiden Donald Trump ikut angkat bicara. Kali ini saya percaya. Trump bukan orang yang menyuruh Sabrina ditangkap. Di bandara Vancouver. Saat Sabrina transit dari Hongkong mau terbang ke Meksiko. Apalagi penangkapan itu terjadi pada tanggal 1 Desember. Saat Trump sedang summit dengan presiden Xi Jinping di Argentina.
Trump justru bertekad akan ikut campur untuk menyelesaikannya. Agar tidak menghambat perundingan pengakhiran perang dagang. Yang hanya punya waktu 90 hari.
Apalagi Tiongkok sudah sanggup ini: membeli semua kedelai produksi Amerika. Mulai kapan saja.
Sabrina kini tidak bisa seperti kipas angin lagi. Berputar tiada henti. Geraknya dibatasi. Siapa tahu baik juga ini. Untuk kesehatannya. Dan umur panjangnya. Dan awet mudanya. Bisa tiap hari ke spa. Dengan gelang kakinya. (Dahlan Iskan)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post