DEWAN Pimpinan Daerah (DPD) Partai NasDem Bontang meminta maaf kepada masyarakat Bontang. Terkait keributan dan ketegangan yang terjadi Rabu (30/1/2019) malam hingga Kamis (31/1/2019) dini hari di Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Bontang saat mediasi sengketa pemilu antara calegnya atas nama Kasdi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bontang.
Ketua DPD Partai NasDem Bontang, Joni Muslim mengungkap, apa yang terjadi malam itu merupakan puncak dari kekesalan para pendukung Kasdi dan juga simpatisan Partai NasDem Bontang. Lantaran menganggap Kasdi selama ini telah dizalimi oleh keputusan Bawaslu Bontang yang mencoretnya dari Daftar Calon Tetap (DCT) Pemilu 2019.
“Pada saat detik-detik terakhir, simpatisan yang merasa iba kepada beliau (Kasdi, Red.) spontanitas juga datang. Itu saya tidak bisa larang lagi. Alhasil Rabu malam tatkala mediasi berlangsung, menjadi puncak kekesalan para pendukung Kasdi dan juga simpatisan NasDem,” beber Joni dalam konferensi pers di Planet Football Bontang, Kamis (31/1/2019).
Menurut dia, sejak mediasi akan dimulai, Bawaslu disebut tidak menunjukkan tanda-tanda bersahabat. Hal ini menurutnya memancing suasana menjadi memanas, yang disayangkan oleh Joni. Kata dia, pihaknya sejatinya tidak menginginkan terjadi keributan tersebut.
Karenanya dia atas nama NasDem memohon maaf kepada seluruh masyarakat Bontang. Juga kepada rekan-rekan di kepolisian yang ikut direpotkan. “Sebenarnya kami tidak ingin. Tetapi kami dan teman-teman yang datang tadi malam (Rabu, Red.) merasa bahwa Pak Kasdi dizalimi,” ungkapnya.
Menurut dia, kepedulian para pendukung dan simpatisan NasDem lantaran Kasdi dianggap sebagai orang tua. Apalagi yang bersangkutan merupakan salah satu paguyuban. Karenanya dia kembali menegaskan bahwa kericuhan yang sempat terjadi merupakan spontanitas lantaran Kasdi merupakan salah seorang tokoh.
“Ketika dia (Kasdi, Red.) melamar (caleg) pertama kali ke saya, saya tanyakan apakah bersedia mundur dari pegawai negeri sipil (PNS). Dua minggu kemudian dia sampaikan ke saya kalau sungguh-sungguh mengundurkan diri,” sebut Joni.
Dalam hal ini, pihaknya melihat keseriusan Kasdi. Pasalnya, tidak mungkin mantan PNS di Dinas Kesehatan Bontang tersebut main-main bila sudah meninggalkan pekerjaannya.
Lebih lanjut Joni menjelaskan, selama mengikuti proses di Bawaslu Bontang, dirinya selalu mewanti-wanti Kasdi untuk menjalaninya dengan baik. Salah satunya, Kasdi diminta untuk tidak didampingi lebih dari lima orang selama memenuhi panggilan Bawaslu Bontang. Tujuannya menjaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Alasan itu pula yang membuat Joni selaku ketua DPD NasDem Bontang tidak pernah muncul mendampingi dari sidang ke sidang. Karena pihaknya mengkhawatirkan jangan sampai muncul masalah baru. “Itu yang selalu saya tegaskan. Insyaallah saya akan berjuang mati-matian dengan DPW (dewan pimpinan wilayah) untuk mendampingi Pak Kasdi,” tandasnya. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: