Duka Bima Belum Berakhir
MATARAM-Belum hilang trauma dari banjir bandang, Bima kembali diguncang gempa bumi tektonik, Minggu (25/12) kemarin. Hasil analisis BMKG menunjukkan, gempa bumi terjadi pada pukul 14:23:57 Wita. Kekuatan gempa 3,7 Skala Richter dengan episenter terletak pada koordinat 8.28 LS dan 119.04 BT, pada kedalaman 10 km.
Kepala Stasiun Geofisika Mataram Agus Riyanto menerangkan, dampak gempa bumi berupa guncangan lemah dirasakan di daerah Bima dalam skala intensitas II SIG BMKG atau (II-III MMI). Di daerah ini guncangan gempa bumi dirasakan beberapa orang.
Ditinjau dari kedalamannya, gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal dan tidak berpotensi tsunami. Karena itu, masyarakat diimbau tetap tenang, dan terus mengikuti arahan BPBD dan BMKG. “Warga Kota Bima jangan terpancing isu karena gempa bumi yang terjadi ini tidak berpotensi tsunami,” tandas Agus.
Sementara itu, pascabanjir sebagian warga mulai kembali ke rumah untuk bersih-bersih dan mengamankan harta yang bisa diselamatkan. Tapi kerugian akibat banjir mencapai Rp 979,3 miliar lebih. Nilai ini diperkirakan masih bisa bertambah, sebab proses pendataan masih terus dilakukan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB H Muhammad Rum mengatakan, banjir bandang yang terjadi beberapa hari berturut-turut (tanggal 21 dan 23 Desember), menyebabkan beberapa rumah dan fasilitas umum mengalami rusak parah.
Dikatakan, saat ini banjir sudah berangsur surut dan warga mulai bisa beraktivitas. Pos pengungsian berada di 19 titik dengan total pengungsi 6.030 orang. Dengan rincian Kelurahan Penaraga di masjid Baitul Hamid sebanyak 900 jiwa, Kelurahan Lewirato di masjid Nurul Iman 250 jiwa, Kelurahan Lewirato di KPN Bima 250 jiwa, Kelurahan Lewirato di kos-kosan lewirato 50 jiwa, Kelurahan Lewirato di lantai II SMPN 1 250 jiwa, Kelurahan Monggonao di mesjid An-Nur Monggonao 700 jiwa, Kelurahan Monggonao di SDN 2 Monggonao 30 jiwa, Kelurahan Monggonao di rumah H Anas 20 jiwa, Kelurahan Monggonao di masjid Al- Huda Karara 500 jiwa, Kelurahan Penatoi di ruko dekat KPU 300 jiwa, Kelurahan Penatoi di Masjid Penatoi 800 jiwa, Kelurahan Sadia di masjid Al-Hidayah Sadia 180 jiwa, Kelurahan Paruga di Masjid Sultan Salahudin 250 jiwa.
Kelurahan Tanjung di Masjid Baru Tanjung 500 jiwa, Kelurahan Tanjung di Masjid Padedoang Tanjung 250 jiwa, Kelurahan Tanjung di SMP 13 Tanjung 250 jiwa. Kelurahan Jatiwangi di Masjid Jabal Nur BTN Tolo Tangga 30 jiwa, Kelurahan Jatiwangi di BTN gudang pupuk 20 jiwa, Kelurahan Tanjunh di SMK 1 Kota Bima 500 jiwa.
Jumlah terdampak keseluruhan lima kecamatan dengan 35 kelurahan. Sementara jumlah warga yang terdampak sebanyak 105.758 jiwa. ”Korban jiwa nihil,” katanya.
Saat ini, sebagian pengungsi sudah mulai kembali ke rumah masing masing. Mereka bahkan sudah membersihkan rumahnya dari sisa material banjir. Sementara perkantoran dan sekolah masih diliburkan. Aktivitas pasar juga belum terlihat.
Untuk pelayanan kesehatan, petugas medis menangani rawat jalan 929 kasus dengan penyakit ispa, gatal-gatal, diare, sementara untuk rujukan ke RSUD tiga orang. Status keadaan darurat sesuai SK Tanggap Darurat berlangsung dari tanggal 22 Desember 2016 hingga 5 Januari 2017.
Lokasi dapur umum yang sudah beroperasi berjumlah tujuh titik. Sedangkan tiga titik dalam persiapan memasak, yakni di kantor Wali Kota Bima dengan kapasitas 5.000 bungkus per hari, Kelurahan Penatoi dengan kapasitas 500 bungkus per hari, Kodim untuk Kelurahan Monggonao kapasitas 5.000 bungkus per hari, Kompi senapan A untuk Kelurahan Jatiwangi dan Kelurahan Jatibaru dengan kapasitas 2.000 bungkus per hari.
Sementara di Kediaman Wakil Wali Kota Bima untuk Kelurahan Sadia dengan kapasitas 2.000 bungkus per hari. Kantor PMI Kota Bima untuk Kelurahan Rabadompu dengan kapasitas 2.000 per hari. Juga di SDN 27 Rabadompu Timur dengan kapasitas 2.000 bungkus perhari, SDN 01 MBO dengan kapasitas 500 bungkus per hari. Masjid MBO berkapasitas 500 bungkus per hari, dan Pos MDMC Muhamaddiyah Kelurahan Kumbe kapasitas 100 bungkus perhari.
Bantuan Terus Mengalir
Sedangkan sumber bantuan yang masuk ke Posko Tanggap Darurat hingga Sabtu (24/12) berupa beras jumlah 1,1 Ton dari BPBD NTB, mie instant jumlah 571 dus dari Bank TKB & Provinsi NTB, Air mineral jumlah 450 dus. Susu anak jumlah 30 dus. Kompor jumlah 22 pcs. Obat-obatan jumlah 10.083 paket. Selimut jumlah 1.741 lembar. Gula jumlah 347 Kg dari Wali Kota Surabaya. Bantuan uang tunai Rp 205.000.000 dari partisipasi masyarakat Surabaya.
Untuk penanganan pascabanjir ada beberapa upaya yang dilakukan, diantaranya Tim SAR, Polri, dan TNI membantu evakuasi warga jika sewaktu waktu hujan dan sungai meluap. Distribusi bantuan pangan melalui kelurahan. Membuka dapur umum lapangan, BPBD Provinsi NTB memberikan bantuan pangan tiga truk dan satu paket obat untuk korban banjir.
BPBD Kabupaten Dompu memberikan bantuan logistik satu truk. BPBD Sumbawa Barat memberikan bantuan logistik dua truk. BNPB memberikan bantuan DSP 200 juta.
Muhammad Rum mengatakan, ada beberapa kendala yang dihadapi di lapangan. Diantaranya, listrik yang menyala hanya di sekitar kantor Wali Kota, sementara di rumah-rumah warga belum menyala. Jaringan Telkom PSTN belum pulih dan sebagian telpon selular sudah pulih. Distribusi logistik terkadang di hadang oleh masyarakat yang belum menerima bantuan. ”Untuk mengantisipasi hal tersebut, ada pengawalan dari TNI/Polri,” katanya.
Dalam situasi ini, ketegangan sempat terjadi, beberapa oknum warga sempat memblokir jalan dan bakar-bakaran karena tidak mendapat bantuan. Terkait hal ini, Kepala Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil (Disosdukcapil) NTB H Ahsanul Khalik mengatakan, aksi itu hanya dilakukan oknum warga.
Menurutnya, semua wilayah sudah terdistribusi dengan baik. Tapi saat pembagian ada saja masyarakat yang tidak di tempat, atau tidak diambilkan keluarganya. “Tim berusaha sebaik mungkin untuk mendistribusikan bantuan dengan merata,” ujarnya.
Sementara itu, Basrnas Kantor SAR Mataram mengerahkan satu Helicopter jenis BO.105.HR 15 19 untuk membantu droping logistik ke para pengungsi korban banjir.
Kepala Kantor SAR Mataram Nanang Sigit yang juga ikut terjun ke lapangan mengatakan, hal ini dilakukan karena beberapa akses ke lokasi pengungsian sulit dilalui melalui jalur darat. Sehingga langkah yang paling efektif hanya jalur udara. “Tadi heli kita sudah terbang mengangkut logistik dari lapangan Wali Kota Bima menuju Kecamatan Wawo,” katanya.
Sementara itu, bantuan dari berbagai elemen masyarakat untuk korban banjir Bima terus berdatangan, termasuk bagi kalangan jurnalis. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Mataram bersama Koalisi Wartawan (Kawan) Mataram, Humas Polda NTB, dan Forum Wartawan Hukrim menyalurkan bantuan kepada para korban banjir. Bantuan logistik yang diberikan berupa kebutuhan pokok makanan, minuman, dan pakaian bekas layak pakai, serta uang bagi jurnalis yang menjadi korban banjir.
Jaringan Listrik Mulai Diperbaiki
Sementara itu, PLN Wilayah NTB mulai melakukan perbaikan terhadap jaringan listrik yang rusak akibat banjir. Salah satu yang diperbaiki kemarin, yakni Jaringan Tegangan Menengah (JTM) yang berada di Sungai Lampe. “JTM ini menghubungkan aliran dari Bima menuju Sape, jadi sangat penting untuk keandalan listrik di Bima dan Sape. Kami usahakan JTM ini bisa selesai hari ini juga (kemarin), mudah-mudahan tidak hujan.” kata General Manager PLN Wilayah NTB, Karyawan Aji.
Putusnya jembatan di Desa Dodu menyebabkan akses ke lokasi rubuhnya tiang menjadi sulit. PLN harus memutar sejauh lima kilometer.
Saat ini kondisi listrik di Sape pada siang hari dalam keadaan normal, sementara pada malam hari kemampuan daya mengalami defisit sebesar 3 MW. “Jika JTM yang menghubungkan Bima-Sape bisa beroperasi, maka listrik dari PLTD Bima dapat dialirkan hingga Sape, sehingga kebutuhan daya di Sape pada malam hari dapat terpenuhi.” tambah Aji.
Secara keseluruhan, sistem kelistrikan Bima hampir normal. Saat ini, pada siang hari total daya yang dialirkan oleh PLN mencapai 20 MW. Sementara pada keadaan normal, beban puncak Sistem Bima sebesar 28 MW.
Selain perbaikan JTM, PLN juga masih berupaya menormalkan gardu-gardu listrik yang terendam banjir. Dengan penambahan 80 personil teknisi dari Mataram, Sumbawa, Bali, dan Jawa Timur, PLN berharap pemulihan listrik di Bima dapat lebih cepat. (ili/ton/LPG/r5/JPG)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post