BONTANG–Kasus mafia bola di Liga 3 menjadi perhatian serius pemerhati sepak bola Akmal Marhali. Pria yang juga menjadi Koordinator Save Our Soccer (SOS) itu justru menantang pengurus klub Bontang City FC untuk mengungkap tabir skandal tersebut.
Bentuknya dengan melaporkan kasus kepada aparat penegak hukum. “Kasus seperti ini masuk delik aduan. Jadi ya harus ada pelaporan,” kata Akmal saat dihubungi awak Kaltim Post (induk Bontangpost.id) melalui media sosial.
Menurut dia, keberanian terkait pelaporan itu diperlukan demi menjaga marwah persepakbolaan Indonesia. Bahkan, dia menyebut jika tidak punya keberanian lebih baik tidak usah mengungkapkan peristiwa yang dialami oleh tim tersebut.
“Jadi sudah waktunya tidak lagi berwacana. Kalau cuma cerita-cerita saja pada akhirnya cuma jadi isu. Toh sudah ada satgas antimafia sepak bola,” ucapnya.
Akmal memandang aparat juga bakal kesulitan untuk mengungkap kasus tanpa penyebutan nama mafia secara terang-benderang. Ia mengibaratkan melempar jarum dalam tumpukan jemari. “Lalu satgas harus mencarinya dalam kegelapan. Pengurus klub sebut nama saja biar terbuka dan ada efek jera,” tutur dia.
Banyak pelaporan yang justru berbuah hasil. Misalnya kasus yang terjadi di Persibara Banjarnegara dan Madura FC. Pengurus klub akhirnya secara terang-benderang membongkar praktik pengaturan skor yang dilakukan oleh para mafia.
“Kalau memang fakta tidak usah takut. Misalnya, kasus Persikasi Bekasi. Pengurus membuka nama dan melaporkan ke satgas. Akhirnya enam orang yang terlibat pengaturan skor ditangkap,” paparnya.
Disebutkan dia, pengurus klub bakal tidak sendirian. Sebab, masyarakat bersama mereka yang ingin melawan mafia sepak bola. Diberitakan sebelumnya, pengurus Bontang City FC mendapat godaan dari mafia untuk mengalah dari Perseta Tulungagung pada pertandingan terakhir fase 32 besar Liga 3 Putaran Nasional, 16 Desember lalu.
Nominal yang disebutkan pun menggiurkan. Tiap gol pengurus bakal dijanjikan Rp 20 juta. Namun, pengurus akhirnya menolak mengambil tawaran dan bertemu dengan mafia.
“Memang peluang kami lolos kecil tetapi kami memilih untuk bermain dengan semampu kami,” kata salah satu pengurus klub yang enggan menyebutkan namanya.
Tak hanya itu, agen wasit pun menawarkan bantuan dengan meminta imbalan kepada pengurus klub. Bentuk bantuan yakni keputusan pengadil lapangan akan memihak bagi tim tersebut. Namun, mereka tidak menyebutkan besaran nominalnya dalam percakapan melalui sambungan telepon.
“Kami juga menolaknya berdasarkan kesepakatan seluruh komponen tim,” pungkasnya. (*/ak/kri/k8/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post