bontangpost.id – Di tengah krisis penanganan Covid-19, Bontang kembali dihadapkan dengan merebaknya kasus flu burung. Ratusan ayam milik warga tiba-tiba mati. Kendati begitu, pemerintah melalui Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKP3) Bontang meminta untuk tidak panik. Pemerintah memastikan kasus ini telah ditangani dan berhasil dikendalikan.
Kasi Pelayanan Kesehatan Hewan DKP3 drh Riyono mengatakan, laporan kasus pertama kali pihaknya terima pada Oktober lalu. Seorang warga di Kelurahan Bontang Baru melaporkan ternak ayamnya mati mendadak. Usai tim dari DKP3 turun dan melakukan pemeriksaan, kematian unggas mendadak itu terkonfirmasi akibat flu burung. Itu setelah dilakukan rapid test dan PCR.
“Kasusnya sebenarnya terjadi bulan lalu (Oktober, Red). Kami periksa gejala klinisnya, memang flu burung,” ujarnya ketika disambangi di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan), Jalan Letjen S Parman, Kanaan, Bontang Baru, Selasa (17/11/2020) pagi.
Dijelaskan, bila unggas yang mati mendadak akibat flu burung itu bukan ayam boiler. Alias ayam potong yang memang diternak untuk kebutuhan konsumsi atau komersial. Tapi ternak ayam kampung milik warga. Yang umumnya dirawat dengan dibiarkan lepas di pekarangan rumah.
Setelah temuan kasus itu, DKP3 kembali menerima laporan baru terkait kematian unggas mendadak. Masih di Kelurahan Bontang Baru. Ketika diperiksa, kembali karena flu burung. Pun terjadi di unggas peliharaan warga.
Sejak kasus perdana hingga hari ini (17/11/2020) tercatat ada 230 unggas mati akibat flu burung. Akumulasi unggas ini yang dilaporkan ke DPK3 Bontang. Semuanya ayam kampung. Sementara total kasus yang diterima, terjadi 9 titik. Seluruhnya di Kelurahan Bontang Baru.
“Ada laporan kami terima. Tapi tidak semua terkonfirmasi flu burung. Karena kami perlu teliti dulu. Sepertinya warga panik, makanya tiba-tiba melapor semua,” urainya.
Lepas temuan kasus, DKP3 Bontang langsung melalukan langkah pengendalian sesuai prosedur operasi standar (SOP). Yakni turun ke lokasi, mengambil sampel, memeriksa melalui rapid test dan PCR. Sementara untuk kandang unggas, dilakukan pembersihan dan penyemprotan disinfektan.
“Kalau warga butuh bantuan, kami siap untuk datang ke kandang milik warga,” tegasnya.
Disinggung soal penyebab flu burung di Bontang. Dikatakan bila virus tersebut boleh jadi tersebar dari pakan unggas. Juga karena unggas sebagian besar berasal dari luar kota.
Kendati memastikan bila kasus ini sudah ditangani, drh Riyono meminta warga segera melapor bila kembali terjadi kematian unggas mendadak. Ujarnya, virus flu burung memang bersifat zoonosis. Yakni penyakit yang berasal dari hewan, yang bisa bermutasi dan menyebabkan penyakit pada manusia pula.
“Warga jangan panik. Kami sudah tangani sesuai SOP. Selama tidak kontak dengan unggas, aman saja,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post